Pasarean Ki Ageng Karang Lo | Sang Pelindung Ratu Pembayun juga Sahabat Ki Ageng Pamanahan
Автор: Kangen Jogja
Загружено: 2022-06-18
Просмотров: 6499
Kita berziarah ke Makam Ki Ageng Karang Lo, terletak di Dusun Karangturi, Bantul Yogyakarta.
Di makam ini terdapat makam Ki Ageng Karang Lo, Ratu Pembayun, dan Emban Adisoro yaitu pengasuh Ratu Pembayun. Di makam ini juga terdapat makam masyarakat umum yang masih ada hubungan kekerabatan dengan Ki Ageng Karang Lo.
Bapak Anshori Juru Kunci Makam Karangturi menceritakan sepintas tentang Makam Karangturi.
00:07 Makam Karangturi, Sodo Lanang
00:54 Ki Ageng Karang Lo
03:01 Ratu Pembayun Putri dari Panembahan Senopati
05:27 Cerita Silsilah Makam oleh Pak Anshori Juru Kunci Makam Karangturi
08:53 Koh Hwat
09:21 Sodo Lanang
Disini terdapat tradisi menancapkan lidi ke tanah ketika berziarah. Dahulu lidi yang digunakan bukan sembarang lidi, namun harus lidi jantan atau sodo lanang yang memiliki tuah mistis. Karena sekarang sulit untuk mendapatkannya, peziarah dapat menggunakan lidi yang tersedia di makam.
Ki Ageng Karang Lo merupakan tokoh yang berperan besar dalam sejarah kerajaan mataram. Beliau terkenal sebagai sahabat dekat Ki Ageng Pemanahan dan ikut mendampingi terbentuknya Kerajaan mataram.
Kisahnya bermula ketika Ki Ageng Karang Lo yang saat itu tinggal di Kampung Taji, sisi Timur Prambanan. Suatu hari, Ki Ageng Pemanahan beserta keluarganya berkunjung ke rumahnya. Rombongan Ki Ageng Pemanahan sedang dalam perjalanan ke hutan Mentaok, tempat yang dihadiahkan Sultan Pajang kepada dirinya. Setelah dirasa cukup, Ki Ageng Pemanahan pun berpamitan untuk meneruskan perjalanannya ke hutan Mentaok. Namun, Ki Ageng Karang Lo justru ikut menemani rombongan tersebut. Ki Ageng Pemanahan pun menerimanya dengan senang hati.
Dalam perjalanan, ketika sampai di Sungai Opak, mereka bertemu dengan Sunan Kalijogo. Sebagai seorang wali, beliau memberi nasehat kepada Ki Ageng Pemanahan untuk tetap mempererat persahabatan dan selalu ikut mengenyam kebahagiaan bersama Ki Ageng Karang Lo. Nasehat Sunan Kalijogo tersebut tersimpan dalam hati Ki Ageng Pemanahan hingga Ia membuka hutan Mentaok yang kelak menjadi Kerajaan Mataram. Konon, nama “Mataram” sendiri diambil dari kata ‘mentaok arum’ yang artinya ‘mentaok yang harum’. Kemudian, Ki Ageng Pemanahan melanjutkan nasehat Sunan Kalijogo kepada puteranya, yaitu Panembahan Senopati, yang kemudian menjadi Raja pertama Mataram.
Sebagai raja yang bijaksana, Panembahan Senopati melaksanakan nasehat ayahnya. Kala itu, Ki Ageng Karang Lo bertempat tinggal di Wiyara, dusun yang berada sejauh satu setengah kilometer di timur laut Pasar Kotagede. Bahkan, Ratu Pembayun yang merupakan putri dari Panembahan Senopati, dirawat dan disayang oleh Ki Ageng Karang Lo hingga beranjak dewasa.
Suatu hari, Panembahan Senopati merasa sangat putus asa menghadapi pengaruh Ki Ageng Mangir, pemimpin di daerah mangir, yang semakin mengalir bahkan hingga ke pusat kota. Ki Ageng Karang Lo pun mencetuskan sebuah strategi, yaitu dengan mengutus Ratu Pembayun untuk menyamar menjadi menjadi ledhek, yaitu penari yang hidup di tengah masyarakat, dan memperdaya Ki Ageng Mangir. Kemudian, Ratu Pembayun dan Ki Ageng Mangir pun saling jatuh cinta dan menikah. Meskipun Ia mengetahui bahwa ledhek yang dinikahinya merupakan sekar kedhaton Mataram, rasa cinta Ki Ageng Mangir tidak berubah. Dalam keadaan hamil, Ia mengantar Ratu Pembayun untuk menghadap panembahan senopati. Namun seperti yang kita ketahui, Panembahan Senopati menjebak dan membunuh Ki Ageng Mangir dengan cara membenturkan kepalanya ke Watu Gilang ketika hendak sungkem.
Dalamnya rasa cinta yang dimiliki, kematian Ki Ageng Mangir membuat Ratu Pembayun sangat berduka. Melihat keadaan putrinya yang menyedihkan, Panembahan Senopati merasa tidak tega sehingga menikahkan putrinya dengan Ki Ageng Karang Lo. Begitu besar peran Ki Ageng Karang Lo dalam melumpuhkan pengaruh Ki Ageng Mangir membuat Panembahan Senopati menghormatinya. Pernikahan tersebut juga bertujuan untuk memenuhi pesan Sunan Kalijogo agar keluarga Ki Ageng Pemanahan selalu membawa Ki Ageng Karang Lo dalam setiap kebahagiaan mereka. Keduanya hidup bersama hingga meninggal dunia dan dimakamkan di Dusun Karang Turi. Seperti itu kisah pertalian moral yang menjadi penyebab dibalik letak pusara Ratu Pembayun yang berada di komplek pemakaman Ki Ageng Karang Lo.
▼ Ki Ageng Mangir Wonoboyo menantang Panembahan Senopati | Dimakamkan Badan terbagi Dua
• Ki Ageng Mangir Wonoboyo menantang Panemba...
▼ Keraton Kotagede, Kerajaan Mataram Islam Pertama Dipimpin Panembahan Senopati
• Keraton Kotagede, Kerajaan Mataram Islam P...
▼ Misteri Kotagede Surakarta | Lahan Enclave Kasunanan Surakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta
• Misteri Kotagede Surakarta | Lahan Enclave...
▼ Jangan lupa subscribe ya
/ @kangenjogja
#MakamKiAgengKarangLo#MakamRatuPembayun
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: