Bagian
Автор: H. Cecep R. Rusdaya
Загружено: 2025-06-11
Просмотров: 318
#sejarahkerajaan
#pajajaran #cirebon #banten #sundagaluh
#tembongagung #sumedanglarang
cuplikan buku #yuganing_rajakawasa #sejarah_kerajaan_di_jawa_barat oleh Drs. #yoseph_iskandar Iskandar, terbitan #cv_geger_sunten - #bandung_1997
Pada bagian ke 202 ini, diceritakan bahwa terjadinya peristiwa Hiroshima dan Nagasaki yang dibom atom oleh Amerika Serikat tanggal 6 Agustus 1945 dan tanggal 9 Agustus 1945, menandakan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia ke 2 dari Sekutu. Kabar ini didengar Sutan Syahrir melalui radio BBC pada tanggal 10 Agustus 1945, dan ia segera memberitahukannya kepada tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan lainnya.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Sutan Syahrir dan kelompok kaum mudanya telah menyebarkan selebaran yang menyatakan anti Jepang. Mereka juga mengorganisir para pemuda pelajar di berbagai kota di Pulau Jawa untuk mengambil alih kekuasaan. Sore harinya, para pemuda menjemput anggota PPKI yang sedang menginap di Hotel Des Indes untuk dibawa ke Asrama Prapatan 10 Jakarta. Padahal, rencananya sore itu anggota PPKI akan melakukan pertemuan dengan Sukarno dan Hatta.
Sebagai pimpinan PPKI, Soekarno - Hatta bermaksud untuk melangsungkan proklamasi dengan hati-hati agar tidak ada korban jiwa. Namun, golongan muda terus meminta Soekarno – Hatta untuk segera melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan Jepang. Meski begitu, gologan tua tetap menolak permintaan golongan muda tersebut yang dianggap tergesa-gesa tanpa prosedur pembentukan negara secara matang.
Para tokoh pergerakan gologan tua lebih bersikap strategis politis akan kemerdekaan Indonesia agar didukung atau diakui dunia internasional. Maka mekanisme kerja PPKI harus prosedural agar menghasilkan bentuk kemerdekaan Indonesia yang secara hukum matang dan syah. Secara internal tidak menimbulkan perang saudara dan secara eksternal tidak bentrok dengan kepentingan Jepang maupun Sekutu sehingga dunia internasional mengakui atau turut mensyahkan kemerdekaan Indonesia baik secara de jure maupun de facto.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, tiga tokoh nasional, Soekarno, Hatta, dan Radjiman bertemu dengan Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam. Jenderal Terauchi merupakan panglima tertinggi tentara Jepang di wilayah Asia Tenggara pada Perang Dunia II. Dalam pertemuan tersebut, Jenderal Terauchi menyampaikan alasan memanggil Soekarno, Hatta, dan Radjiman. Jenderal Terauchi, mengatakan perlu waktu untuk melakukan berbagai persiapan oleh PPKI sebelum proklamasi kemerdekaan diwujudkan, sehingga menyarankan agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan paling cepat pada tanggal 24 Agustus 1945.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 malam di Pegangsaan Timur, Jakarta, pergerakan kaum muda menyelenggarakan rapat yang dipimpin oleh Chaerul Saleh. Rapat ini bertujuan untuk mendesak Soekarno-Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka percaya kemerdekaan Indonesia adalah hak dan tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri, bukan hadiah dari Jepang. Sehingga dicapai kesepakatan kalangan muda, bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus segera dilaksanakan, tidak tergantung dari pihak Jepang ataupun harus menunggu hasil sidang PPKI.
Peristiwa Rengasdengklok semata-mata peristiwa karena adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua terkait proklamasi kemerdekaan. Golongan muda yang tidak sabar ingin segera memproklamasikan kemerdekaan, sedangkan golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta, ingin melalui sidang PPKI dalam merumuskan negara merdeka yang diakui internasional. Akhirnya, golongan muda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk mendesak mereka segera menyusun naskah dan memproklamasikan kemerdekaan.
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: