KAKEK INI NIAT MAKAN DI WARUNG MALAH HENDAK JADI TUMBAL 7 TURUNAN PEMILIK WARUNG - CERITA HOROR

Tahun 1997, di pinggiran Kecamatan Pagersari, berdirilah sebuah warung lesehan sederhana milik Bu Karsi, seorang janda yang usahanya selalu ramai meski banyak warung lain gulung tikar. Tidak ada yang tahu bahwa di balik senyum ramahnya, ia menyembunyikan pesugihan 7 turunan yang diturunkan dari leluhur kelamnya, pesugihan yang menuntut tumbal manusia setiap kali purnama jatuh bertepatan dengan weton tertentu.

Pada suatu malam gerimis, datang seorang kakek berusia sekitar tujuh puluh tahun, berjalan pelan dengan tongkat kayu tua. Namanya Kakek Wiradipa, sosok yang terlihat rapuh, membawa tas rajut lusuh seolah hanya seorang musafir kelaparan yang singgah ingin makan.

Bu Karsi tak menyangka bahwa weton malam itu sangat cocok untuk ritual tumbal 7 turunannya. Ia pun berniat mengeksekusi rencana gelapnya: membuat Kakek Wiradipa sebagai tumbal berikutnya. Ia menutup warung lebih awal, mengunci pintu bambu, dan menyiapkan sesajen untuk memanggil Jin Lembur Krawang, jin penjaga pesugihan warungnya.

Namun rencananya hancur seketika saat Kakek Wiradipa — yang tampak rapuh — ternyata seorang kyai sakti dari era 60-an, seorang penjaga ilmu putih yang sudah lama menghilang dari cerita masyarakat: Kyai Wiradipa Rengganis, keturunan langsung ulama tua yang menjaga batas gaib di wilayah Pagersari.

Ketika Bu Karsi memulai ritual darah, Kakek Wiradipa justru membuka kain tipis di tasnya, mengeluarkan tasbih berlumur cahaya yang membuat seluruh ruangan bergetar. Jin Lembur Krawang menjerit, tak mampu mendekati sang kyai. Pesugihan 7 turunan yang selama puluhan tahun menjamin kekayaan keluarga Bu Karsi pun mulai retak dalam sekejap.

Pertempuran gaib terjadi di dalam warung yang lampunya berkelip, dengan suara gending kuno yang entah dari mana muncul. Kakek Wiradipa tidak hanya melindungi dirinya—ia menutup selamanya pintu pesugihan kelam itu, memutus tujuh garis keturunan Bu Karsi dari ikatan jin tersebut. Bu Karsi menjerit, tubuhnya seperti disedot bayangan hitam yang ia pelihara sendiri, sementara warungnya runtuh seperti terkena badai dari dalam.

Pagi berikutnya, warga hanya menemukan puing bekas warung, bau anyir yang tidak hilang-hilang, dan jejak tongkat kayu Kakek Wiradipa yang berjalan meninggalkan desa, kembali menjadi musafir tanpa nama.

selamat datang dan selamat mendengarkan cerita horror kami



#kisah misteri
#kisah horror
#kisah mengerikan
#cerita horror
#cerita seram
#cerita mengerikan
#pesugihan
#tumbal
#tumbal pesugihan