Berkunjung dan bermalam di sebuah rumah lama nan eksotis di Laweyan, Solo.

Akhirnya kesampaian juga utk berkunjung dan bernalam di sebuah guest house di Solo yg kental dengan nuansa tempo doeloe. Guest house ini hanya memanfaatkan 1 rumah tua peninggalan masa kolonial di kawasan Laweyan, tepatnya di jalan Sido Luhur, gang Setono 12. Rumah diperbaiki kembali dengan penambahan ornamen dan setelahnya diisi dengan berbagai perabotan/alat2 rmh tangga/isi2 rumah tempo doloe. Upaya renovasi yg dilakukan tidak merubah desain awal rumah, jadi tetap mempertahankan keaslian rumah.

Dan kitapun akan menemukan piring, mangkok, cangkir dan perlengkapan makan lain spt zaman nenek buyut kita. Furniture rumahnyapun demikian : kursi, meja, lemari, ranjang tidur dsb semuanya kental dgn nuansa lama.

Model rumahnya khas rumah lama jawa, model joglo, ada pendopo di bagian depan, ada 1 ruangan tamu di tengah, samping kanan ruang kumpul klg dan samping kirinya berupa ruang makan. Kamar tidurnya ada 3 dengan ranjang kayu berkelambu.

Bangunan penginapan ini dulunya memang merupakan bekas rumah pribadi dari seorang juragan batik yang cukup disegani di daerah ini. Pada tahun 2015, Mas Djodi Trisusanto ,owner yang merupakan keturunan Solo berhasil membeli rumah tersebut. Kemudian direnovasi yang menghabiskan waktu sekitar 2 tahun. Jadi tahun 2017 baru mulai operasional, terhitung belum terlalu lama.

Bagi teman2 yang menyukai berbagai hal yang heritage, guest house ini layak dikunjungi.
Teman2 yg hobi difoto dengan nuansa vintage, ini salah satunya yang bisa menjadi pilihan, instagramable lah ! 😀

Rumah tua atau rumah lama yang dijadikan guest house, bisa menjadi opsi untuk mempertahankan keberlangsungan bangunan2 lama yg merupakan aset berharga dan bersejarah !

Mari kita nikmati video slide ttg guest house "When in Solo" : bangunan rumahnya dan bagian luar, maupun dalamnya !

Sumber slide : foto2 jepretan MM dan Pak Min, penjaga guest house 😊, IG dan FP WiS