Kerusuhan Tragis 1998: Dari Pemerkosaan, Pembakaran, Penjarahan, Hingga Jatuhnya Soeharto - Part 2

Indonesia tidak akan pernah melupakan luka sejarah yang dikenal sebagai kerusuhan 1998. Peristiwa ini meledak setelah krisis ekonomi Asia menghantam negeri, harga melambung tinggi, pengangguran meningkat, dan rasa frustasi rakyat memuncak. Kemarahan yang terpendam lama akhirnya pecah menjadi kerusuhan 1998 yang penuh dengan darah dan air mata.

Di jalan-jalan Jakarta, api berkobar ketika toko-toko dibakar dan pusat perbelanjaan dijarah. Tangisan dan teriakan membaur dengan suara kaca pecah. Di balik hiruk-pikuk itu, tragedi yang lebih kelam terjadi: gelombang pemerkosaan brutal terhadap perempuan, khususnya dari etnis Tionghoa, meninggalkan luka mendalam yang masih sulit disembuhkan. Kerusuhan 1998 bukan sekadar ledakan sosial, melainkan juga tragedi kemanusiaan yang mencoreng wajah bangsa. #tragedi98 #kerusuhan98 #doczon

Sementara itu, tekanan massa semakin menghantam jantung kekuasaan. Ribuan mahasiswa menduduki gedung DPR, menuntut perubahan. Mereka berhadapan dengan aparat, menantang tirani yang telah berkuasa lebih dari tiga dekade. Kerusuhan 1998 menjadi titik balik: penjarahan, pembakaran, dan kekerasan hanyalah permukaan dari gunung es kemarahan rakyat terhadap rezim.

Akhirnya, di tengah situasi yang tak lagi terkendali, Presiden Soeharto terpaksa meletakkan jabatannya pada 21 Mei 1998. Kejatuhan ini menjadi penutup era Orde Baru. Namun, kenangan tentang kerusuhan 1998 tetap membekas sebagai luka sejarah—tentang betapa tragisnya sebuah bangsa ketika rakyat kehilangan harapan dan penguasa kehilangan legitimasinya.


#Kerusuhan1998 #TragediMei1998 #Mei1998 #Reformasi1998 #Tragedi98 #Pemerkosaan1998 #KekerasanSeksual1998 #Penjarahan1998 #MeiKelabu #SejarahKelamBangsa #LukaBangsa98 #KeadilanUntuk98 #JanganLupaMei1998 #AgarTakTerulang #BelajarDariSejarah