Khotbah Roma 12:1-2 || Wisuda, Ulang Tahun, dan Panggilan untuk Hidup yang Diperbarui

Syukur Wisuda dan Ulang Tahun: Mempersembahkan Hidup yang Diperbarui

(Roma 12:1–2)

Syukur atas wisuda dan pertambahan usia bukan sekadar perayaan keberhasilan atau lamanya perjalanan hidup, melainkan momen rohani untuk berhenti sejenak dan menyadari kemurahan Allah. Dalam Roma 12:1–2, Rasul Paulus mengingatkan bahwa respons sejati atas kasih karunia Allah adalah mempersembahkan seluruh hidup sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada-Nya.

Wisuda menandai selesainya satu tahap pembentukan akal budi, karakter, dan disiplin hidup. Ulang tahun mengingatkan bahwa setiap waktu yang dilalui adalah anugerah. Karena itu, Paulus tidak mengajak kita mempersembahkan prestasi, gelar, atau usia, melainkan hidup itu sendiri—pikiran, kehendak, dan arah masa depan—untuk dipakai Allah.

Paulus juga menegaskan agar kita tidak menjadi serupa dengan dunia, tetapi mengalami pembaruan budi. Ini berarti setiap langkah setelah wisuda dan setiap tahun kehidupan yang baru dipanggil untuk dijalani bukan sekadar mengikuti arus zaman, melainkan hidup dengan nilai, tujuan, dan kehendak Allah. Pembaruan budi menolong kita membedakan mana yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna di hadapan Tuhan.

Dengan demikian, syukur wisuda dan ulang tahun adalah komitmen iman: menyerahkan masa depan kepada Allah, hidup dalam ketaatan, dan terus bertumbuh dalam pembaruan. Hidup yang dipersembahkan kepada Tuhan itulah ibadah yang sejati dan bermakna.