ISI Yogyakarta Revitalisasi Teater Rakyat Srandul

Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta kembali menunjukkan perannya sebagai perguruan tinggi seni berkelas internasional melalui Program Inovasi Seni Nusantara yang tahun ini mengangkat tema “Revitalisasi Kesenian Tradisional Srandul sebagai Teater Rakyat Bermuatan Kearifan Lokal Yogyakarta.” Program pengabdian masyarakat tersebut digelar di Kampung Bumen, Kotagede, dan menjadi langkah konkret kampus dalam memperkuat pelestarian seni tradisi di tengah derasnya arus modernisasi. Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) tersebut diketuai oleh Danang Febriyantoko, S.Sn., M.Ds., bersama tiga dosen ISI Yogyakarta lainnya Martino Dwi Nugroho, S.Sn., M.A.; Daru Tunggul Aji, S.Sn., M.A.; dan Galih Prakasiwi, S.Sn., M.A.
Program ini hadir sebagai upaya merevitalisasi Srandul, sebuah teater rakyat khas Yogyakarta yang memadukan drama, tari, karawitan, humor, dan kisah kehidupan masyarakat. Seni pertunjukan yang dahulu populer ini kian jarang ditampilkan, sehingga revitalisasi dinilai penting untuk menjaga keberlanjutan estetiknya sekaligus membangkitkan minat generasi muda.

Selama beberapa minggu, tim ISI Yogyakarta memberikan pelatihan intensif kepada warga Kampung Bumen, mulai dari seni peran, olah tubuh, tari tradisi, hingga teknik vokal dan karawitan. Masyarakat juga dilibatkan dalam pembuatan properti, kostum, serta manajemen produksi pertunjukan. Tak hanya itu, dokumentasi digital turut diperkuat untuk memastikan Srandul terekam dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendidikan, penelitian, serta publikasi kebudayaan.