Beksan Trunajaya - Tingalan Dalem Taun Sri Sultan Hamengku Bawono Ka-10
Автор: Kraton Jogja
Загружено: 2025-10-22
Просмотров: 14483
Memperingati Tingalan Dalem Taun (Ulang Tahun Sultan dalam perhitungan tahun Jawa) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka-10, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat mempersembahkan Kirab dan Pergelaran Beksan Trunajaya. Berdasarkan perhitungan tahun Jawa, Sri Sultan telah menapaki usia ke-82 tahun.
Agenda mangayubagya Tingalan Dalem Taun, diawali dengan Kirab Trunajaya dari Gedung DPRD DIY menuju Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta. Tidak kurang dari 52 ekor kuda yang ditunggangi sebagian besar para Trunajaya akan memulai kirab pada pukul 15.00 WIB. Di samping itu juga turut dikirab dua kereta pusaka, yakni Kereta Landower Surabaya yang dikendalikan oleh KMT Rotodiwiryo dan Kereta Permili dengan kusir ML Roto Prasetya. Masing-masing kereta tersebut ditarik oleh empat ekor kuda, sehingga genap 60 ekor kuda akan beriringan menuju Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta. Sedangkan para penari Beksan Trunajaya genap berjumlah 80 orang dengan tambahan korps musik dari kesatuan Bregada.
Agenda dilanjutkan dengan Pergelaran Beksan Trunajaya di Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta pada pukul 18.00 WIB. Acara dapat dihadiri oleh masyarakat umum secara langsung tanpa dipungut biaya dengan melakukan reservasi secara daring (kuota terbatas dan telah penuh). Selain itu masyarakat umum juga dapat menyaksikan Kirab Trunajaya di sepanjang jalan yang dilintasi. Siaran langsung (live streaming) turut disediakan melalui kanal Youtube Kraton Jogja.
Puncak acara dari kirab budaya tersebut adalah gelaran Beksan Trunajaya di Bangsal Pagelaran. Beksan Trunajaya merupakan tarian Yasan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono I yang terinspirasi dari ketangkasan berkuda dan permainan tombak para prajurit saat mengikuti lomba Watangan. Bertempat di Alun-alun Utara, Watangan biasanya dilaksanakan pada hari Sabtu dengan bersenjatakan Lawung dan diiringi Gending Monggang dari Gamelan Kanjeng Kyai Guntur Laut. Seperti namanya, Gamelan Kanjeng Kyai Guntur Laut memiliki saron lebih banyak untuk menciptakan suara kuat layaknya guntur. Beksan Trunajaya pada mulanya dilakukan oleh Bregada Nyutra dengan beberapa seksi, yakni Tambak Boyo, Waning Boyo, Waning Pati, Sumoatmojo, dan Trunajaya.
Beksan Trunajaya sendiri terdiri dari Lawung Alit, Lawung Ageng, dan Sekar Medura. Tiga hal tersebut terumpun seperti layaknya tiga babak dalam sebuah pementasan. Dialog yang digunakan adalah bahasa Madura, Melayu, dan Jawa.
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: