Renungan Kitab Suci, Selasa, 10 November 2020: Luk. 17:7-10 || Oleh Sr. Petronella Br. Karo KSSY
Автор: Komisi Kerasulan Kitab Suci KAM
Загружено: 2020-11-09
Просмотров: 1311
Bacaan Injil, Selasa 10 Nopember 2020: Luk. 17:7-10
Pw. S Leo Agung Paus dan Pujangga Gereja
MELAKUKAN APA YANG HARUS DILAKUKAN
Saudara-saudari yang terkasih, pernahkah saudara memuji seseorang, entah itu istri, teman, sahabat, anak, bos dll. Atau sebaliknya, pernahkah saudara dipuji oleh istri, suami, anak. teman, sahabat dan pimpinan saudara?. Bagaimanakah perasaan saudara ketika mereka memuji saudara. Pastinya ada rasa tertentu dalam hati entah itu semangat, bangga, senang, gembira dll. Nanti atau besok, atau lusa, coba beri pujian bagi orang-orang disekitar saudara, suami memuji istrinya, istri memuji suaminya, ibu, bapak memuji anaknya, anak memuji ibu dan bapanya. Pimpinan memuji karyawannya dan sebaliknya. Dan ketika saudara memuji lihatlah reaksi diwajahnya. Kegembiraankah yang terpancar atau kemarahan? Saya yakin semua orang senang dipuji. anak- anak sampai orangtua semuanya senang dipuji. Dan dampak pujian ini luar biasa memberi semangat dan selalu menyenangkan bagi yang menerimanya. Pujian membuat orang merasa dihargai. Seorang ibu akan senang kalau masakannya dipuji oleh suami dan anak-anaknya. Benarkan para ibu? Pastilah benar. Masak ada ibu marah ketika masakannya dipuji? Memang mulut bisa saja berkata biasa saja kok … tapi wajah berseri menunjukkan bahwa pujian itu membahagiakan dan menyemangati.
Saudara-saudari yang terkasih, pujian memang menyenangkan dan bisa menjadi dorongan untuk semakin giat dalam bekerja. Namun, pujian tidak bisa dijadikan landasan untuk bekerja. Dalam bacaan yang kita dengar Yesus mengajak kita menjadikan ”semangat hamba” sebagai pedoman dalam bekerja. Yesus mengajarkan agar para muridNya memiliki kepatuhan dan kerendahan hati di dalam hidup dan tugas pekerjaannya. Ajaran ini disampaikan dengan memberikan contoh tentang hubungan antara tuan dan hamba. Di kalangan bangsa Israel dan bangsa-bangsa sekitarnya pada waktu itu, seorang tuan begitu berkuasa atas hambanya. Seorang hamba. apalagi kalau hamba itu adalah budak belian, dianggap hanya seperti barang, yang dapat diperlakukan sehendak hati tuannya. Seorang hamba harus menuruti apa yang diperintahkan tuannya. Seorang tuan dapat menghukum dengan hukuman yang keras dan kadangkala di luar batas peri kemuanusiaan apabila hamba itu melakukan kesalahan dan tidak menuruti perintah tuannya. Disini, terdapat adanya kepatuhan yang luar biasa dari hamba kepada tuannya. Kalau seorang hamba telah melakukan tugasnya, ia tidak mempunyai hak untuk mengharapkan lebih daripada upahnya yang biasa dan ia tetap tidak mempunyai apa-apa yang dapat dibanggakannya.
Hari ini, Cerita tentang tuan dan hamba ini dipakai oleh Yesus untuk mengajar para muridNya agar para murid mempunyai kepatuhan yang tinggi sebagai hamba dan umat Tuhan. Dikatakan tadi : ‘Demikianlah juga kamu, jikalau kamu telah menyelesaikan semua pekerjaan yang diperintahkan kepadamu, katakanlah ‘kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna. Kami hanya melakukan apa yang menjadi kewajiban kami’”. Kalau diterima secara lurus saja kata-kata ini maka kita akan sulit melaksanakannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pada jaman ini setiap orang berbicara mengenai hak yang mesti dihargai dan dihormati oleh setiap orang yang telah menjalankan suatu pekerjaan atau tugas. Dengan demikian ada kewajiban dari pihak pemberi kerja atau tuan atau majikan untuk memberikan apa yang menjadi hak dari pekerja atau hamba. Dalam berbagai bidang kehidupan berlaku hal yang sama: setiap tugas dan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan layak mendapat upah, pahala, atau penghargaan. Yang mau disampaikan oleh Yesus dengan berkata: katakanlah, kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan, adalah supaya manusia mengetahui siapakan dirinya di hadapan Tuhan. Manusia tidak memiliki satu dasar yang kuat untuk mendapat rahmat karena rahmat adalah pemberian cuma-cuma dari Allah. Dengan demikian menjadi hamba Tuhan yang melaksanakan apa yang diperintahkanNya adalah satu rahmat. Maka berbahagialah kita kalau kita sungguh menjadi seorang hamba Tuhan yang setia dan penuh tanggungjawab melaksanakan perintahNya lewat pekerjaan yang kita lakukan. Bisa saja dimata sesama pekerjaan yang kita lakukan dipandang rendah tetapi bagi Tuhan semua pekerjaan itu bernilai, berharga jika kita melakukannya dengan hati tulus, penuh tanggungjawab demi kemuliaan Tuhan bukan demi kemuliaan diri kita. Maka marilah kita melakukan pekerjaan yang diberikan Tuhan kepada kita dengan,rendah hati tanpa mencari pujian, tetapi semata-mata demi kemuliaan NamaNya dan keselamatan bagi hidup kita. Amin.
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: