Ketika Pemimpin Adat Lebih Berkuasa dari Kepala Desa? | Review Jurnal

Halo teman-teman! 👋
Di video ini aku ngebahas sebuah penelitian yang unik banget tentang perebutan pengaruh antara dua pemimpin di Desa Adat Guradog, Lebak, Banten. Penelitian ini ditulis oleh Bung Yebi Ma’asan Mayrudin dan tim—dan menurut aku, cara mereka ngejelasin dinamika kekuasaan adat vs. negara itu keren banget.

✨ Apa yang dibahas di video ini?
• Kenapa pemimpin adat (Abah Olot) bisa lebih berpengaruh daripada kepala desa yang dipilih secara resmi
• Bagaimana masyarakat Guradog lebih percaya pada adat daripada aturan formal
• Contoh nyata bagaimana pemerintah desa harus meminta restu dulu ke pemimpin adat sebelum menjalankan program
• Konsep “shadow state”: pemimpin tidak resmi tapi justru mengendalikan kebijakan
• Perbandingan penelitian Bung Yebi dengan 5 jurnal internasional lainnya tentang kepemimpinan adat

🎯 Inti Pembahasan:
Di Desa Guradog, pemimpin adat bukan cuma simbol budaya. Mereka adalah pusat kekuasaan yang sebenarnya. Keputusan-keputusan penting sering lebih dipengaruhi oleh pemimpin adat, bukan pemimpin formal.

📚 Video ini cocok untuk kamu yang tertarik:
• Politik lokal
• Antropologi
• Studi pemerintahan desa
• Adat dan struktur sosial Indonesia
• Review jurnal untuk kuliah

Jangan lupa like, komen, dan subscribe yaa!
Semoga videonya bermanfaat 🙌✨

DAFTRA PUSTAKA

Chotib, H. M. (2019). The Role of Traditional Leaders in Local Governance. Jambi: Universitas Jambi.

Iskandar, S. (2018). Adat Community in the Village Government. Jakarta: Research Center for Society and Culture.

Mayrudin, Y. M., dkk. (2023). Kepemimpinan Adat dan Pemerintahan Desa di Guradog. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Rangkuti, A. R. (2020). Peran Tokoh Adat dalam Pemilihan Kepala Desa Hutatinggi. Mandailing Natal: UIN Sumatera Utara.

“Customary Institutions and Village Governance in Indonesia.” (2017). Journal of Local Government Studies, 45(3), 412–428.

“The Existence and Role of Indigenous Leadership in Local Governance.” (2021). Indigenous Studies Review, 12(2), 55–78.