DESA SADE | Kampung Asli Suku Sasak di Lombok Tengah - Nusa Tenggara Barat
Автор: ijull panjull
Загружено: 2023-01-01
Просмотров: 1274
Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat suku Sasak. Suku Sasak Sade sudah terkenal di kalangan wisatawan yang datang ke Lombok.
Bangunan rumah terkesan sangat tradisional. Atapnya dari alang-alang, kuda-kuda atapnya memakai bambu tanpa paku, tembok dari anyaman bambu, dan langsung beralaskan tanah. Orang Sasak Sade menamakan bangunan itu bale. Terdapat delapan bale yaitu Bale Tani, Jajar Sekenam, Bonter, Beleq, Berugag, Tajuk dan Bencingah. Bale-bale itu dibedakan berdasarkan fungsinya. Ada 150 Kepala Keluarga di Sade.
Uniknya, warga desa punya kebiasaan khas yaitu mengepel lantai menggunakan kotoran kerbau. Jaman dahulu ketika belum ada plester semen, orang Sasak Sade mengoleskan kotoran kerbau di alas rumah. Setelah menjadi kering, kemudian disapu dan digosok dengan batu. Sekarang sebagian sudah bikin plester semen dulu, baru kemudian diolesi kotoran kerbau, tetapi di dalam rumah tidak tercium bau menyengat dari kotoran kerbau tersebut. Menurut mereka penggunaan kotoran kerbau ini berfungsi untuk membersihkan lantai dari debu, memperkuat lantai, serta menghangatkan rumah di malam hari.
Desa Sade, kampung asli Suku Sasak di NTB (Nusa Tenggara Barat), menjadi salah satu daya tarik pariwisata Pulau Lombok. Terletak di antara jalan raya Praya ke Kuta, sekitar 30 km dari Kota Mataram. Jarak tempuh dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid sekitar 15 menit dan 5 menit dari kawasan The Mandalika, lokasi Pertamina Mandalika International Street Circuit.
Memasuki halaman parkir, sudah terlihat atap rumah adat yang terbuat dari anyaman bambu dan mempunyai atap dari alang-alang. Bale Tani digunakan sebagai tempat tinggal penduduk suku Sasak. Sedangkan Bale Lumbung sebagai tempat penyimpanan hasil bumi.
Di Dusun Sade ini terdapat tradisi kawin culik, para jejaka harus berani menculik pujaan hatinya untuk mengahiri masa lajang. Sedangkan para gadis di Dusun Sade diwajibkan untuk bisa menenun. Jika gadis di Dusun Sade belum bisa menenun, maka tidak diperbolehkan untuk menikah.
Pekerjaan utama peduduk Desa Sade adalah petani. Panen hanya dapat dilakukan satu kali dalam setahun. Kemudian hasil panen selama setahun tersebut disimpan di dalam lumbung padi yang didirikan di atas tumpukan kayu dengan atap yang terbuat dari alang-alang atau rumput gajah. Bangunan ini biasanya menjadi ikon khas dari bangunan Suku Sasak.
Untuk memenuhi kebutuhan pokok selepas masa panen berakhir, mereka biasanya melakukan pekerjaan sampingan yaitu menenun. Bagi masyarakat Suku Sasak, ketrampilan menenun merupakan bagian dari tradisi, di mana terdapat aturan adat bahwa seorang perempuan Sasak tidak boleh menikah jika belum bisa menenun. Umumnya para wanita Suku Sasak mulai belajar menenun pada usia 7 hingga 10 tahun. Salah satu produk kain tenun yang menjadi ciri khas Suku Sasak adalah kain songket, yang terbuat dari benang emas atau perak yang ditenun bersama benang katun atau sutra.
Di dalam Desa Sade dijual juga berbagai suvenir ciri khas Suku Sasak, seperti kain tenun khas motif Lombok dan berbagai jenis pakaian khas Lombok. Tersedia juga gelang, cincin, mutiara, hiasan dinding, topi, minuman kopi, dan banyak lagi jenis kuliner. Produk desa ini hampir semuanya berbasis tenun.
Keunikan lain adalah pohon cinta. Tanaman pohon cinta di Desa Sade merupakan pohon nangka yang kini sudah mati. Pohon ini menjadi titik pertemuan sepasang kekasih baik yang akan memadu cinta maupun yang akan melangsungkan pernikahan. Pohon cinta tumbuh di tengah-tengah pemukiman desa.
Selain itu juga ada menara yang terbuat dari kayu jati bertujuan untuk melihat pemandangan seluruh desa dari atas, yang disebut dengan pelunggu atau pos pantau.
Kunjungan: Senin, 26 Desember 2022
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: