TARI SONDOK PIYOGO "ADAT DIPANGKU SYARIAT DIJUNJUNG"
Автор: VALINTANI CHANEL
Загружено: 2022-08-05
Просмотров: 189
TARI SONDOK PIYOGO, TARI SAMBUT KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM
DALAM TAHTA PADUKA YANG MULIA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN IV JAYO WIKRAMO RADEN MUHAMMAD FAUWAZ DIRADJA
Dalam bahasa Palembang alus (bebaso), “Sondok Piyogo” dapat diartikan sebagai tata-aturan atau norma yang dipedomani. Sedangkan “Adat Dipangku Syariat Dijunjung” adalah semboyan Kesultanan Palembang Darussalam yang tetap menjaga dan melestarikan adat istiadat yang relevan dan menjunjung syariat Islam sebagai pedoman dalam kehidupan masyarakatnya.
Secara keseluruhan, isi tari Sondok Piyogo “Adat Dipangku Sayariat Dijunjung” ini untuk mengenang masa kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam yang dibentuk oleh Ki Mas Endi yang bergelar Sunan Abdurakhman Khalifatul Mukminin Syaidul Imam pada 27 Sya’ban 1076 Hijria bertepatan dengan 3 Maret 1966 Masehi, hingga diasingkannya paduka Yang Mulia Sunan Muhammad Badaruddin II ke Ternate oleh Penjajah Belanda pada 4 Syawal 1236 Hijriyah bertemapat dengan 4 Juli 1821 Masehi. Gerak tari, musik, dan busana (pakaian) dan properti mencerminkan nilai-nilai dan suasana yang berkembang dalam masyarakat negeri Palembang Darussalam.
Tari Sondok Piyogo diperuntukkan sebagai tari penyambutan tamu kehormatan yang berkunjung di Kesultanan Palembang Darussalam yang datang.
Setelah melewati beberapa tahapan persiapan, tari ini ditampilkan pertama kali di aula Museum Negeri Bala Putra Dewa pada Pembukaan “Seminar Nasional Memahami Wisata, Sejarah dan Budaya sebagai Konsep Indonesia Maju 2045”, pada 17 Oktober 2020.
Makna Filossofis
Tari Sondok Piyogo mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang di masa Kesultanan Palembang Darussalam.
Penggunaan warna merah manggis bermakna kejujuran dan kebersucian hati. Sebagaimana buah manggis yang jujur. Jumlah bilangan lekukan yang menonjol pada satu bagian ujung kulit buah manggis menunjukkan jumlah isi buah manggis. Isi buah manggis berwana putih dan berasa manis melambangkan kesucian dan keindahan prilaku wong Palembang.
Warna hijau melambangkan warna Islam yang damai dan Rahmatanlilalamin, (Rahmat bagi sekalian alam).
Sedangkan warna kuning emas melambangkan keanggunan dan kemegahan.
Pemaikaian kopiah (songkok) menunjukkan ciri Melayu dan Nasional.
Sedangkan, Tanjak Batik adalah tanjak khas Palembang Darussalam yang merupakan satu contoh hasil akulturasi budaya Melayu dan Jawa. Memang demikian adanya, sejarah Kesultanan Palembang Darussalam tidak dapat dilepaskan dari pengaruh Jawa. Sebab sejak Majapahit mengirimkan Adipati Aryo Damar (Ario Dilla), maka Palembang merupakan salah satu negeri di bawah kekuasaan (vazaal) Jawa, meskipun kemudian kekuasaan Majapahit telah digantikan dengan Kesultanan Demak dan Mataram hingga berakhir di masa Kesultanan Palembang Darussalam. Di masa Kesultanan ini kebudayaan Palembang Darussalam berkiblat pada budaya Melayu-Islam. Secara umum, kebudayaan Palembang Darussalam adalah perpaduan kebudayaan yang unik antara budaya Melayu Islam, Jawa, Arab, Cina dan India.
Tim Pembuat Tari Sondok Piyogo
Penanggung Jawab:
Sultan Mahmud Badaruddin IV Jayo Wikramo RM Fauwaz Diraja
Ide:
Pangeran Suryo Febri Irwansyah
Isnayanti Syafrida
Beby Johan Saimima (Sang Putri Sriwijaya)
Penata Gerak:
1. Imansyah Ali
2. Erick Pirselly
3. Nurdin
4. Isnayanti Syafrida
Penata Musik:
Imansyah Ali
Syair :
Pangeran Suryo Febri Irwansyah
Penata Busana :
Indriyana Bening
Pangeran Nato Muhammad Rasyid
Leni Mastuti
Penari:
1. Erick Pirselly
2. Nurdin
3. Gee
4. Ade Juliansyah
5. Hergo Herius
6. Sigit
Pemusik:
1. M.imansyah Ali
2. M.yusuf ( titek )
3. Rendy Hidayat (adon)
4. M.Indra ( giran )
5. Arivandry Azwar
6. M. Aldino (Koyong )
Syair dan Sholawat Nabi
Syair Pengiring Tari “Sondok Piyogo”
Kesultanan Pelembang Darussalam
Dibentuk oleh Sunan Abdurachman
Sondok piyogo dados pedoman
Adat dipangku syariat dijunjung
Negeri cindo serto aman
Budayo bingen kata macemnyo
Sampe makniki maler dijago
Oleh zuriat pewarisnyo
Terimo kaseh kamek kelapke
Sami tamu sedanten-dantennyo
Yeng sudi rawoh ke Pelembang
Majeng diaturi masok ke jero
Palembang, 17 Oktober 2020
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: