𝗕𝗘𝗥𝗦𝗔𝗠𝗔 𝗦𝗔𝗡𝗧𝗥𝗜 𝗞𝗜𝗧𝗔 𝗝𝗔𝗚𝗔 𝗣𝗔𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗡𝗘𝗚𝗘𝗥𝗜

Hadir di tengah keluarga besar Nahdlatul Wathan rasanya seperti pulang ke rumah sendiri. Melihat wajah ibu-ibu pengajian tadi, saya langsung teringat ibu saya di Grobogan. Saya ini lahir dari keluarga tani miskin, orang tua tidak lulus SD, tapi semangat mereka mendidik anak tidak pernah padam.

Untuk adik-adik santri dan pelajar, ingat pesan saya: orang susah itu modal utamanya cuma belajar. Jangan sibuk pacaran dulu, fokus cari ilmu sampai tuntas. Kekuatan terbesar kita seringkali muncul saat kondisi 'kepepet'. Jadikan keterbatasan itu bahan bakar untuk membuktikan kita bisa sukses.

Pemerintah di bawah komando Presiden Prabowo sangat serius mengurus nasib petani. Setahun ini kita bongkar aturan yang ribet. Pupuk subsidi kuotanya kita tambah, alurnya kita permudah, dan harganya sudah kita tekan turun. Petani Nahdlatul Wathan tidak boleh lagi pusing cari pupuk.

Kalau di lapangan masih ada yang main-main atau mempersulit distribusi, segera lapor. Kita tidak akan diam. Negara harus hadir memastikan setiap jengkal sawah terairi dan setiap petani mendapatkan haknya tanpa potongan sana-sini.

Nahdlatul Wathan adalah benteng pendidikan dan pangan yang luar biasa. Mari kita rapatkan barisan. Santri harus pinter, petani harus makmur. Kalau dua hal ini jalan beriringan, Indonesia pasti kuat dan mandiri.