Pahlawan Indonesia | Profil Singkat Cut Nyak Dhien
Автор: Kapur Sabak
Загружено: 2022-01-30
Просмотров: 72
Cut Nyak Dhien
Lahir: Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848
Meninggal: Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908
Gelar: Pahlawan Kemerdekaan Nasional
Dasar penetapan: Keppres No. 106 Tahun 1964
Tanggal penetapan: 2 Mei 1964
Langit seperti memberi isyarat bahwa seorang wanita renta harus mengakhiri perjuangan panjangnya di rimba Aceh. Wanita itu harus menyarungkan rencong-nya. Butiran uap air yang menggumpal mulai menghujani persembunyiannya di pedalaman rimba. Pang Laot [tangan kanan Nyak Dhien] melangkahkan kakinya dengan bimbang menuju pucuk bukit. Sepasukan Marsose bersenjata lengkap tampak menyemut di belakangnya menuju tempat persembunyian sang panglima wanita itu.
Cut Nyak Dhien memang masih melakukan serangan terakhir dengan rencongnya, tetapi gagal. Pejuang Aceh itu akhirnya tertangkap. Perjuangannya berakhir dramatis, dikhianati anak buahnya sendiri yang kasihan melihat keadaannya. Tentara Belanda mengakui betapa Cut Nyak Dhien sosok pemimpin perang Aceh yang ditakuti.
Cut Nyak Dhien lahir di Lampadang, Aceh pada tahun 1850. Ia dilahirkan dalam suasana memburuknya hubungan antara kerajaan Aceh dan Belanda. Situasi itu berpengaruh terhadap dirinya. Ia menikah dalam usia muda dengan Teuku Ibrahim Lamnga. Pada Desember 1875, Lampadang diduduki Belanda. Cut Nyak Dhien mengungsi ke tempat lain, berpisah dengan suami dan ayahnya yang terus melanjutkan perjuangan. Ibrahim Lamnga tewas dalam pertempuran di Gle Tarum pada Juni 1878. Cut Nyak Dhien bersumpah hanya akan kawin dengan laki-laki yang bersedia membantu untuk menuntut balas kematian suaminya.
Pada 1880 ia menikah untuk kedua kalinya dengan Teuku Umar, kemenakan ayahnya. Teuku Umar adalah seorang pejuang Aceh yang akhirnya juga gugur dalam pertempuran di Meulaboh pada 11 Pebruari 1899. Sesudah itu, Cut Nyak Dhien melanjutkan perjuangan di daerah pedalaman Meulaboh. Ia termasuk salah seorang pejuang yang pantang tunduk dan tidak mau berdamai dengan Belanda.
Enam tahun lamanya Cut Nyak Dhien bergerilya melawan orang-orang Belanda yang disebutnya kape [kafir]. Pasukan Belanda berusaha menangkapnya, tetapi tidak berhasil. Lama-kelamaan jumlah pasukan makin berkurang. Bahan Makanan sulit diperoleh. Ia semakin tua, mata mulai rabun, dan penyakit mulai menyerang. Anak buahnya merasa kasihan melihat keadaan yang demikian itu. Atas dasar kasihan itu, panglima perang dan kepercayaan Cut Nyak Dhien yang bernama Pang Laot, menghubungi pihak Belanda. Sesudah itu, pasukan Belanda datang untuk menangkapnya.
Cut Nyak Dhien segera ditawan di Banda Aceh. Lalu ia diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat. Di tempat pembuangan inilah, Cut Nyak Dhien meninggal dan dimakamkan. Atas jasajasanya dalam perjuangan melawan kolonial Belanda, pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 1964.
Sumber: Ensiklopedia Pahlawan Nasional oleh Kuncoro Hadi & Sustianingsih
#cutnyakdhien #sutnyakdien #pahlawanindonesia #pahlawanaceh #pahlawannasional #pahlawanperempuan #pahlawankasak
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: