IDENTITAS IMAN Galatia 3: 26 oleh Pdt Erwin Panggabean
Автор: HKBP Ebenezer Helvetia
Загружено: 2025-09-21
Просмотров: 72
renungan harian HKBP Senin, 22 September 2025
Galatia 3:26
“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.”
Shalom, Bapak/Ibu, Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan.
Setiap orang pasti pernah bertanya dalam hati: “Siapa saya sebenarnya? Apa nilai saya di mata orang lain?” Ada orang mencari identitas lewat jabatan, ada yang mencari lewat kekayaan, ada yang mengejar pengakuan dari sosial media. Tetapi hari ini firman Tuhan memberikan jawaban yang jelas: kita semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
Ada seorang anak kecil yang suka main bola di lapangan kampung. Teman-temannya sering mengejek dia karena sepatunya butut, bajunya robek, dan tubuhnya kecil. Anak ini sedih, pulang ke rumah, lalu bertanya kepada papanya:
“Pa, kenapa aku diejek terus? Kenapa mereka bilang aku tidak berharga?”
Papanya tersenyum, lalu berkata:
“Jangan dengar kata-kata orang. Ingatlah ini: kamu anakku. Selama kamu anakku, kamu berharga, kamu dikasihi, dan kamu tidak sendirian.”
Sejak itu si anak jadi lebih percaya diri. Bukan karena sepatunya baru, bukan karena badannya jadi besar, tetapi karena ia tahu: ia anak dari seorang ayah yang mengasihinya.
Demikianlah kita di hadapan Allah. Dunia bisa mengejek, menolak, atau merendahkan kita. Tetapi identitas kita tetap kokoh: kita anak-anak Allah.
b. Anak Allah bukan karena usaha, melainkan karena iman
Jemaat di Galatia waktu itu bingung. Ada orang berkata mereka harus taat hukum Taurat untuk bisa diterima Allah. Paulus menjawab: tidak! Kita menjadi anak Allah bukan karena hukum, bukan karena tradisi, melainkan karena iman kepada Yesus Kristus.
Bukan usaha kita yang menyelamatkan, tetapi kasih karunia Allah.
c. Anak Allah punya hak istimewa
Sebagai anak, kita punya hak:
• Kita diterima tanpa syarat.
• Kita menerima janji keselamatan.
• Kita hidup dalam pemeliharaan Allah.
Kalau dunia sering membuat kita merasa tidak cukup, ingatlah: di mata Allah, kita sudah cukup, sebab kita anak-anak-Nya.
d. Anak Allah punya tanggung jawab
Namun anak juga punya tanggung jawab: mencerminkan Bapanya. Kalau Bapa kita penuh kasih, kita pun harus mengasihi. Kalau Bapa kita penuh pengampunan, kita pun harus mengampuni. Kalau Bapa kita benar, kita pun harus hidup benar.
Mari kita tanya hati kita masing-masing:
• Apakah saya masih sibuk mencari pengakuan dari dunia, atau saya sudah yakin dengan identitas saya sebagai anak Allah?
• Apakah hidup saya sudah mencerminkan kasih dan kebenaran Bapa saya di surga?
Kalau hari ini engkau merasa lemah, merasa tidak berharga, atau merasa ditolak, ingatlah: engkau anak Allah, dan itu lebih dari cukup.
Saudara-saudari, Galatia 3:26 menegaskan: “Kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.” Dunia bisa mengambil apa saja dari kita—jabatan, harta, bahkan kesehatan. Tapi ada satu hal yang tidak bisa dirampas: identitas kita sebagai anak-anak Allah.
Mari kita hidup bersyukur dan setia, karena status terbesar kita bukan apa kata manusia, melainkan apa kata Allah: “Engkau anak-Ku.”
Doa Penutup
“Bapa di surga, terima kasih karena melalui iman kepada Yesus Kristus, Engkau menjadikan kami anak-anak-Mu. Tolong kami untuk selalu mengingat identitas ini, dan hidup memancarkan kasih-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.”
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: