#RENUNGAN
Автор: SAYURMA CHANNEL
Загружено: 2024-11-21
Просмотров: 90
RENUNGAN MINGGUAN PANONDANG: MITIGASI KONFLIK
Oleh: Defri Judika Purba (Resort Kalbar)
Nas Kej.13:8 Maka berkatalah Abram kepada Lot: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat”
Terah memiliki tiga orang anak, yaitu Abram, Nahor dan Haran. Dari Haran, Terah memiliki seorang cucu yang bernama Lot. Sayang, Haran tidak memiliki umur yang panjang seperti saudara-saudaranya. Haran meninggal dan dikuburkan di Ur Kasdim. Ketika keluarga ini pindah ke tanah Kanaan, Lot dibawa serta oleh Terah. Ketika Terah meninggal di tanah Kanaan, Lot tinggal bersama saudara ayahnya yaitu Abram dan Nahor.
Abram saat itu belum memiliki anak, berbeda dengan Nahor yang sudah memiliki delapan orang anak dari istrinya Milka dan empat orang anak dari gundiknya, Reuma. Mungkin karena faktor itulah, Abram lebih dekat kepada Lot, anak saudaranya yang telah meninggal itu. Ketika Abram pergi Mesir, Lot pun ikut serta. Ketika mereka berangkat dari Mesir ke tanah Negeb, Lot pun ikut serta. Mereka menjadi musafir yang berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain. Dalam perjalanan ini, mereka membawa serta kekayaan yang mereka miliki, ada hewan ternak, perak dan emas.
Tetapi kebersamaan yang begitu erat dan dekat ini, terancam rusak. Faktornya tanah tempat mereka tinggal tidak muat lagi menampung hewan ternak yang mereka miliki. Abram dan Lot memiliki harta milik yang sangat banyak ditambah mereka harus berbagi tempat dengan orang Kanaan dan orang Feris yang juga tinggal dengan mereka. Hewan ternak mereka membutuhkan makanan dan minuman yang besar setiap hari. Karena lahan yang semakin sempit, maka, mulailah timbul pertengkaran diantara gembala Abram dan gembala Lot.
Abram langsung peka dengan situasi yang terjadi dan segera mencari solusi agar perkelahian tidak berlanjut lagi di kemudian hari. Dasar pertimbangan Abram, karena mereka adalah kerabat. Lot adalah anak dari Haran, saudaranya yang sudah meninggal di Ur Kasdim. Menurut Abram, tidaklah pantas atau elok orang yang berkerabat bertengkar. Orang yang berkerabat, hendaknya saling mengasihi dan saling menolong. Karena itulah, Abram memberikan solusi, agar mereka berpisah saja. Pilihan ini sangat penting, supaya tidak terjadi konflik di kemudian hari. Lot setuju dengan usul Abram, dan akhirnya mereka berpisah. Lot memilih ke Lembah Yordan, sementara Abram menetap di tanah Kanaan. Mitigasi konflik terjadi dengan baik dalam situasi ini.
Belajar dari kisah Abram dan Lot di atas, kita dapat menarik beberapa pelajaran yang sangat berharga.
Pertama, kebersamaan selalu memiliki potensi untuk rusak. Hidup bersama dengan damai dan rukun adalah impian dari setiap orang. Tidak ada suami atau istri yang mengharapkan pertengkaran dalam hubungan kebersamaan mereka. Hal yang sama juga berlaku dalam kebersamaan dengan teman-teman di tempat kerja, di lingkungan gereja dan hubungan keluarga yang lebih luas. Walau kebersamaan itu sangat penting, selalu ada potensi kebersamaan menjadi rusak. Banyak faktor penyebabnya. Bisa karena terlalu ikut campur, terlalu kepo, terlalu memerintah, terlalu cemburu, terlalu keras kepala, terlalu memaksakan kehendak, terlalu mengatur, terlalu memanipulasi, terlalu membeda-bedakan dll. Penting untuk mengetahui dan memahami, dimana potensi titik yang bisa menciderai hubungan kebersamaan. Dengan mengetahuinya, maka, konflik dapat kita mitigasi dengan baik.
Kedua, pekalah terhadap hubungan atau situasi yang terjadi di sekitar kita. Kenapa? Karena tidak semua orang mampu mengutarakan apa yang menjadi masalahnya. Tidak semua orang mampu mengungkapkan apa yang terjadi. Tidak semua orang mampu melihat apa sebenarnya yang sedang terjadi. Ada situasi sepertinya baik-baik saja tetapi ternyata sudah menyimpan masalah, seperti bara api dalam sekam. Dengan adanya kepekaan ini, maka, kita mampu memitigasi konflik yang bisa terjadi.
Ketiga, segera cari solusi agar konflik tidak berulang. Konflik yang terjadi harus segera dicari solusinya. Konflik jangan dibiarkan berlarut-larut atau didiamkan. Tidak ada konflik yang selesai dengan sendirinya. Harus ada inisiatif untuk menyelesaikan konflik. Penyelesaian konflik dimulai dengan mengangkat konflik ke permukaan. Tidak ada guna konflik disembunyikan rapat-rapat seperti seorang ibu yang membersikan tikar. Sampah disembunyikan dibawah tikar, tikar terkesan bersih, tetapi dibawah tikar penuh dengan sampah yang tidak berguna. Ketika konflik sudah diangkat, bicarakanlah konflik dengan kasih. Jangan ada kesan menyalahkan atau menyudutkan. Ketika sudah bertemu dengan akar masalahnya, maka, carilah solusi atas konflik tersebut. Solusinya mungkin tidak menyenangkan setiap orang. Tapi keputusan harus segera diambil untuk mencegah konflik berlarut-larut atau mencegah konflik terjadi di kemudian hari.
Pontianak, 21 November 2024. @sayurmachannel6210
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: