Motoran dan kulineran Jogya-Solo PP | Bagian 1 (Candi Plaosan, bukti cinta beda agama bisa menyatu)
Автор: danny kuswara
Загружено: 2025-06-13
Просмотров: 195
KOTA YOGYA DAN SOLO MEMANG KAYA BUDAYA DAN RAGAM KULINER YANG MEMBUAT PECINTA PERJALANAN TIADA BOSANNYA MENGUNJUNGI, DEMIKIAN JUGA M-GOWES DENGAN MOTORAN
Membuka pengalaman baru selain trip bersepeda, pada akhirnya komunitas sepeda Alumni Mesin FTUI (M-Gowes) mengadakan tour motoran Yogya- Solo PP selama 2 hari. Dipilih motoran pada daerah ini dengan pertimbangan lokasinya dekat Jakarta dan bisa memberikan kepuasan kulineran disertai suasana alam yang menyejukan pandangan.
Pengalaman naik kereta api eksekutif Argo Dwipangga Jakarta – Yogyakarta meninggalkan kesan tersendiri. Badan luar kereta ini terbuat dari stainless steel yang bisa mencapai kecepatan jelajah 115 km/jam. Dari dalam kabin suara bising gesekan roda dan rel tiada terdengar membuat penumpang sangat nyaman duduk dikursi yang lega.
Motoran Yogya - Solo menggunakan motor sewaan yang mudah diperoleh di Yogyakarta. Bisa dipilih jenisnya sesuai selera dengan harga sewa yang relatif murah untuk beberapa hari perjalanan. Hari ke 2 dimulai perjalanan motoran Yogya – Solo melewati jalan perkampungan yang tidak terlalu ramai lalu lintas. Terlihat banyak lahan yang tadinya persawahan telah berubah menjadi rumah atau bangunan komersil yang membuat pemandangan hamparan sawah menjadi terhalang.
Candi Plaosan yang tidak jauh dari candi Prambanan menjadi lintasan rute motoran. Di daerah yang agak menjauh keluar kota, kami masih bisa melihat hamparan sawah luas menghijau. Saat melintas di jalan lurus yang membelah persawahan, terlihat pemandangan gunung Merapi yang tegak menantang. Panorama cantik ini diluar dugaan, terasa gelombang kesegaran mengalir kedalam jiwa melipat kebosanan yang selama ini menggantung di keseharian. Di persimpangan jalan yang teduh oleh payungan pohon beringin, kami berhenti menikmati es Dawet yang memupus rasa kantuk.
Hidangan wedangan di pinggiran jalan kota Solo menutup keakraban cengkerama ramai malam hari. Kenikmatan perjalanan motoran dan kulineran masih bersambung kembali di perjalanan besok hari Solo – Yogya.
Selamat menyaksikan !
Video terkait :
1. “Kecantikan tersembunyi Curug Citambur – Cianjur (bersama komunitas gowes “De Lagos“ alumni ITB )” – ( • Kecantikan tersembunyi Curug Citambur – Ci... )
2. “M-Gowes Yogya Trip bersama “Lovina EO” (23-24 Februari 2022)” – ( • M-Gowes Yogya Trip bersama “Lovina EO” (2... )
3. “Yogyakarta memang Istimewa ! (sepotong cerita touring M-Gowes)” – ( • Yogyakarta memang Istimewa ! (sepotong ce... )
SEKEDAR INFO SEJARAH KOTA YOGYAKARTA
Nama Yogyakarta berasal dari dua kata, yaitu "Yogya" dan "Karta". Yogya berarti "cocok" atau "pantas", sedangkan Karta berarti "makmur" atau "berkembang". Jadi, secara harfiah, Yogyakarta berarti "kota yang cocok untuk maju". Nama Yogyakarta pertama kali ditetapkan oleh Sultan Hamengku Buwono I setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Perjanjian tersebut membagi Kerajaan Mataram menjadi Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Setelah selesai perjanjian pembagian daerah itu, pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I segera menetapkan bahwa daerah Mataram yang ada di dalam kekuasaannya itu diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan beribukota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan pada tanggal 13 Maret 1755.
Daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah Mataram – Yogyakarta, Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede dan ditambah daerah lainnya : Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, Grobogan.
#motoran #motortrip #wisatayogyakarta
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: