15 menit tips menulis proposal penelitian

Menulis proposal penelitian kuantitatif yang akademis dan aplikatif dalam bidang kedokteran menuntut alur pikir yang runtut mulai dari masalah klinis yang jelas, landasan teori yang kuat, hingga rancangan metode yang terukur dan dapat direplikasi.

Proposal yang baik biasanya tersusun dari pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat), tinjauan pustaka dan kerangka pikir/hipotesis, serta metode penelitian yang menjelaskan desain, populasi dan sampel, variabel dan definisinya, instrumen, prosedur pengumpulan data, hingga rencana analisis statistik.

Dengan struktur yang sistematis seperti ini, pembaca dapat menilai dengan cepat relevansi, kebaruan, dan kelayakan penelitian yang diusulkan.​

Agar mudah dipahami dan aplikatif, setiap bagian proposal sebaiknya ditulis dengan bahasa yang lugas, menghindari istilah teknis yang tidak perlu, namun tetap tepat secara ilmiah dan konsisten dengan pedoman fakultas atau program studi.

Latar belakang berangkat dari gambaran masalah kesehatan yang umum lalu mengerucut ke konteks lokal dan celah penelitian, sedangkan metode dijelaskan cukup rinci sehingga orang lain dapat mengulang penelitian dengan prosedur yang sama, termasuk cara penentuan sampel, instrumen ukur yang tervalidasi, dan teknik analisis data yang selaras dengan tujuan dan hipotesis.

Dengan pendekatan ini, proposal tidak hanya memenuhi standar akademik, tetapi juga memiliki nilai praktis bagi pengembangan ilmu dan layanan kedokteran.

#PhD #PhDlife #PhDstudent #S3 #UGM

Twitter (x): @diyansetyaji
Instagram: @diyansetyaji
Youtube: @diyansetyaji
Facebook: @diyansetyaji
Tiktok: @diyansetyaji