Bahaya Merasa Paling Benar Dalam Ibadah - ustadz Subhan Bawazier

Dalam kajian yang penuh hikmah ini, kita kembali diingatkan tentang hakikat ibadah—bahwa setiap amal yang kita lakukan bukan sekadar rutinitas, tetapi harus meninggalkan bekas, perubahan, dan perbaikan pada diri kita. Ustadz menjelaskan dengan lugas bagaimana sholat, puasa, tilawah Al-Qur’an, hingga menuntut ilmu memiliki tujuan besar: membentuk pribadi yang lebih bertakwa, lebih lembut, lebih berilmu, dan lebih dekat kepada Allah.

Namun, seringkali ibadah berubah hanya menjadi kebiasaan kosong. Sholat yang tidak mencegah kemungkaran, ilmu yang tidak menambah kerendahan hati, hafalan Qur'an yang tidak membuat akhlak lebih mulia. Di sinilah pentingnya muhasabah: apakah ibadah kita benar-benar sebagaimana yang dicontohkan Nabi?

Dalam kajian ini dibahas:

✔️ Bekas dan tanda kebaikan setelah ibadah

✔️ Mengapa sholat seharusnya mencegah keji dan mungkar

✔️ Bahayanya merasa “paling benar” karena ilmu dan hafalan

✔️ Pentingnya tahalli—memperindah ibadah dengan adab dan keteladanan

✔️ Kisah ulama besar tentang kehati-hatian menjaga ilmu

✔️ Syarat-syarat agar ilmu menancap dalam hati

✔️ Mengapa meniru sunnah Rasul adalah kunci seluruh ibadah

✔️ Bahaya bid’ah, kesombongan ilmu, dan ibadah tanpa contoh Nabi


Kajian ini mengajak kita untuk kembali merapikan niat, memperbaiki ibadah, serta melihat diri: sudahkah ibadah kita membuat kita semakin dekat kepada Allah, semakin lembut kepada sesama, dan semakin rendah hati?

Semoga Allah menjadikan majelis ilmu ini sebagai sebab bertambahnya iman, bertambahnya ketakwaan, dan bertambahnya adab dalam beribadah.
🌙 Fafirru ilallah — mari kita kembali kepada Allah.#nasehat #ilmutauhid #islamkaffah #ustadzsubahanbawazier