[ICFF 2023] Perahu Ni Luh - BPS Provinsi Bali
Автор: BPS Statistics
Загружено: 2023-05-31
Просмотров: 3840
Cerita ini dimulai dengan latar Ni Luh (anak perempuan) yang sedang asik bermain kertas dengan sahabat kecilnya seorang anak laki-laki bernama Bagus. Ni Luh nampak melipat kertas berbentuk perahu kemudian berkelakar meminta dibuatkan jenis mainan lain ke Bagus. Bagus hanya sempat membuatkannya dalam bentuk kamera sembari memotret Ni Luh dengan malu-malu. Sayang kertas yang mereka punya habis. Teringatlah Ni Luh akan kertas yang disimpan Bapak Ni Luh. Ia pun bergegas masuk keruang tengah rumah untuk mengambil kertas. Dengan mengendap-endap mereka mencoba merogoh kertas. Harap cemas dan takut mereka indahkan agar tidak ketahuan Bapak yang sedang tidur. Sayang, upaya mereka untuk berhati-hati nampaknya gagal. Bapak terbangun memanggil Ni Luh, kemudian karena takut dimarahi mereka pun bergegas keluar. Bagus yang terburu-buru pulang pun sempat mengambil satu perahu yang dibuat Ni Luh.
Singkat cerita, Bagus dan Ni Luh beranjak dewasa. Ni Luh pun bermaksud untuk merantau mengejar cita-citanya menjadi seorang model. Bapak hanyalah seorang nelayan miskin yang hidupnya serba kekurangan. Konflik terjadi antar Ni Luh dan Bapak. Mereka beradu argumen dan berujung Ni Luh pergi dari rumah dengan hanya meninggalkan sepucuk surat untuk Bapak.
Beberapa tahun berlalu, Ni Luh sudah berubah dengan kehidupannya yang baru. Ketika mengunjungi butik langganannya, tanpa sengaja ia melihat poster pencarian model Sensus Pertanian (ST2023) yang diadakan oleh Badan Pusat Statistik. Ni Luh tertegun. Figur nelayan pada selebaran tersebut mengingatkannya akan sosok Bapaknya di kampung. Ia terngiang-ngiang akan kenangannya bersama Bapak pada saat kecil. Disini Ni Luh mengalami konflik dengan dirinya sendiri. Akhirnya pun ia memutuskan untuk mendaftar. Cerita kemudian dilanjutkan pada ruang seleksi model Sensus Pertanian 2023. Ni Luh bergegas memasuki ruangan tempat seleksi dengan menemui Pimpinan Produksi Iklan ST2023 dengan membawa berkas. Scene berlanjut pada suasana seleksi yang diikuti oleh Ni Luh. Dengan bakat yang Ni Luh miliki ia pun berhasil terpilih menjadi model ST2023.
Cerita kemudian berlanjut pada proses pemotretan Ni Luh sebagai model ST2023. Di sekitar lokasi nampak seorang laki-laki menunggu sembari memainkan perahu kertas dengan kamera menggantung di lehernya sedang asik berbincang dengan seorang rekannya. Ada perasaan curiga, namun Ni Luh buang jauh-jauh pikirannya sambil menghela nafas dan berdandan dibantu oleh tim make up untuk proyek tersebut. Proses pun berlanjut tanpa sempat ada perbincangan antara Ni Luh dan Sang Fotografer. Pengambilan foto pun selesai, dan fotografer ini tanpa sengaja menjatuhkan perahu kertas dari tas kameranya yang mirip dengan apa yang diambil oleh Bagus pada saat mereka kecil dulu. Tanpa ragu, kali ini dengan bergegas Ni Luh memberanikan diri mengambil perahu kertas tersebut sembari memanggil nama Bagus ke arah fotografer tersebut. Sang fotografer pun tertegun teringat kawan kecilnya ketika Ni Luh memanggil kearahnya persis ketika dulu ia meminta dibuatkan mainan. Apa yang Ni Luh Yakini ternyata benar sang fotografer adalah kawan lamanya Bagus.
Layaknya sejoli yang telah lama terpisah, dibalut senja dan ditepi pantai momen romantic digambarkan dalam perjumpaan kembali Bagus dan Ni Luh. Ni Luh merasa sangat emosional, kembali mengingat konfliknya dengan Bapak yang belum selesai hingga kini. Mereka pun berbincang hangat dibawah sunset. Ni Luh menceritakan kenapa akhirnya dia memilih untuk kembali pulang, karena dia berkeinginan untuk membayar kesalahannya pada Bapak. Ni Luh ingin membantu orang-orang seperti Bapak untuk hidup yang lebih baik. Ni Luh tak menyangka kalau perahu yang menyatukan mereka kembali setelah terpisah jauh. Di tempat yang tidak terduga, mereka akhirnya berjumpa kembali.
“Sejatinya sejauh apapun aku melangkah, perahu ini lah yang mengantarkan aku kembali pulang “, Ni Luh.
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: