AWK#2 Prinsip-prinsip Analisis Wacana Kritis
Автор: Rahmat Petuguran
Загружено: 12 авг. 2022 г.
Просмотров: 8 281 просмотр
Teman-teman yang meminati kajian bahasa tentu sering dengar istilah analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis bahkan jadi mata kuliah sendiri di sejumlah departemen. Tapia pa sih sebenarnya analisis wacana kritis itu?
Mari kita baca bareng-bareng Principles of Critical Discourse Analysis karya Teun van Dijk. Pendapat van Dijk sangat layak kita gunakan untuk memasuki pemahaman awal tentang AWK karena ia adalah salah satu perintis kajian ini.
Selain memahami definisinya, dalam artikel ini van Dijk memberi gambaran yang relative lengkap sehingga kita bisa membedakan analisis wacana dengan kajian lain. Kita juga dapat melihat, asumsi dasar apa yang melandasi aliran linguistic ini. Bahkan, lebih jauh, van Dijk memaparkan metode apa yang mungkin digunakan dalam pengkajiannya.
Baiklah, pertama-tama mari kita bahas dulu ap aitu analisis wacana.
Menurut van Dijk, analisis wacana kritis adalah studi tentang hubungan wacana, kekuasaan, dominasi, dan ketidakadilan sosial dengan menempatkan wacana sebagai bentuk praktik sosial. Definisi versi van Dijk ini tidak jauh beda dengan definisi yang disodorkan perintis AWK lain, seperti Norman Faircalough dan Ruth Wodak.
Di hamper semua definisi tersebut, ada tiga kata kunci yang selalu muncul yaitu wacana, kekuasaan, dan praktik sosial.
Defini tersebut sekaligus menunjukkan dua kekhasan analisis wacana kritis. Pertama, beda dengan disiplin lain, AWK unik karena tidak semata bertujuan mengembangkan teori wacana. Lebih jauh itu, AWK berupaya menyelesaikan persoalan sosial di masyarakat dengan menganalisis dimensi kewacanaanya.
Kedua, AWK juga khas karena menunjukkan keberpihakan sosial politik yang jelas. Dengan AWK ilmuwan berusaha mengungkap peran wacana dalam produksi dan reproduksi dominasi dan menentang praktik tersebut. Pihak yang dibela adalah kelompok sosial terdominasi yang mengalami kerugian akibat represi pihak lain yang lebih kuat.
Ketiga, kesuksesan AWK tidak diukur pada keberhasilannya mengembangkan teori. AWK dianggap sukses jika mampu memberi kontribusi riil dalam menyelesaikan persoalan actual di masyarakat.
Sampai sini, mungkin muncul pertanyaan, memang bisa ya menyelesaikan persoalan sosial dengan mengkaji dimensi kewacanaannya? Bukannya ketidakadilan, diskriminasi, dan dominasi adalah masalah sosial yang hanya bisa diselesaikan dengan pendekatan sosial juga ya?
Di sinilah van Dijk mengungkapkan argumentasi yang sangat menarik. Sebagaimana perintis AWK lain, van Dijk menunjukkan bahwa wacana dan praktik sosial itu tidak bisa dipisahkan. Wacana adalah praktik sosial yang terikat dengan praktik sosial lain, misalnya praktik politik, ekonomi, budaya, dan bidang kehidupan sosial lain.
van Dijk menunjukkan bahwa kekuasaan dan dominasi selalu melibatkan wacana. Misalnya, kebencian terhadap etnis minoritas, peminggiran terhadap peran perempuan, dan ketidakadilan yang dialami masyarakat miskin. Kondisi sosial itu tidak terjadi begitu saja melainkan diciptakan, dinormalisasi, sekaligus dilanggengkan oleh wacana tertentu.

Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: