KH Abdul Haq Zaini Tanjung Paiton Probolinggo
Автор: PENCARI HIKMAH 129
Загружено: 2024-02-28
Просмотров: 415
KH Abdul Haq Zaini adalah putra ke enam dari pasangan KH Zaini Mun’im dan Nyai Hajjah Nafi'ah. Beliau memiliki lima orang kakak, yaitu KH Mohammad Hasyim Zaini, KH Abdul Wahid Zaini, Nyai Hajjah Aisyah, KH Fadlurrohman Zaini, KH Mohammad Zuhri Zaini, dan memiliki seorang adik laki-laki bernama KH Nur Khotim Zaini.
Semasa hidupnya, beliau adalah sosok pria yang sehat dan senang olah raga. Hampir setiap hari selepas subuh, beliau bersama istri tercinta senantiasa menyempatkan diri berolahraga ringan. Berjalan-jalan menghirup segarnya embun pagi di sekitar pesantren Nurul Jadid, sambil menyapa para petani yang mencangkul sawah di pinggiran pesantren.
Abdul Haq Zaini lahir pada tanggal 5 Mei 1953 di Tanjung Paiton Probolinggo. Ra atau Gus Abdul Haq kecil lahir dalam keadaan tidak normal. “Tubuhnya terbungkus semacam kulit tipis,” kata Rotib santri senior yang pernah menjadi guru Ra Abdul Haq di Madrasah Aliyah Nurul Jadid.
Melihat keganjilan tersebut, KH Zaini Abdul Muním, ayahandanya berdoa kepada Allah agar bayi Ra Abdul Haq bisa tumbuh normal. Seiring doa ayahandanya, akhirnya telinga Ra Abdul Haq kecil mulai keluar dari kulit yang membungkus seluruh tubuhnya. Kemudian perlahan-lahan menjadi normal sebagaimana layaknya anak kecil lainnya. “Hanya saja, di ujung bagian telinga kanannya berlubang,” kata Rotib.
Sejak kecil, Ra Abdul Haq senang olah raga. Salah satunya adalah pencak silat. Saat itu beliau berniat berguru kepada ayahandanya. Namun karena tingginya tingkat kesibukan ayahandanya, ia dianjurkan untuk berguru pada orang lain. Selain gemar olah raga, saat remaja Ra Abdul Haq dikenal sebagai pemuda yang sangat pandai bergaul dengan orang lain. Beliau paling mudah akrab dengan para santri, dan tidak membeda-bedakannya.
Latar belakang pendidikan Kiai Abdul Haq, setelah lulus Madrasah Ibtidaiyah di Nurul Jadid, melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Nurul jadid, lalu ke Madrasah Aliyah Paiton. Kemudian beliau melanjutkan kuliahnya di Surabaya. Beliau sering menyamar sebagai kernit atau sopir waktu kuliah di Surabaya, beliau bekerja sembari menghafalkan Al-Quran sampai 30 juz
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: