Usai Berhentikan Gus Yahya, Rais Aam PBNU Bentuk Tim Pencari Fakta & Muktamar Akan Segera Digelar
Автор: Harian Surya
Загружено: 2025-11-29
Просмотров: 1064
Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk melakukan investigasi menyeluruh. Selain itu, Rais Aam sekaligus Ketua Umum PBNU, KH Miftachul Akhyar, juga membekukan sementara aplikasi persuratan administrasi internal, Digitalisasi Data dan Layanan Nahdlatul Ulama (Digdaya).
Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa dinamika yang muncul baik di masyarakat maupun di media arus utama dan media sosial mendorong PBNU untuk mengambil langkah serius. Hal ini demi menjaga kejelasan informasi.
"Setelah mencermati dinamika di masyarakat, termasuk berbagai informasi dan opini di media arus utama dan media sosial, kami memberikan perhatian secara khusus. Selanjutnya, untuk mendapatkan kesahihan dari berbagai informasi tersebut, kami akan menugaskan Tim Pencari Fakta untuk melakukan investigasi secara utuh dan mendalam,” ujar Kiai Miftach pada konferensi pers di PWNU Jatim, Sabtu (29/11/2025).
Pada struktur TPF tersebut, Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar dan KH Afifuddin Muhajir ditunjuk sebagai pengarah. Keduanya akan memonitor pelaksanaan investigasi hingga seluruh temuan dapat dipertanggungjawabkan.
Sebagai langkah penunjang, PBNU juga memutuskan untuk menangguhkan sementara penggunaan Digdaya Persuratan Tingkat PBNU. Sebelumnya, aplikasi internal persuratan ini digunakan dalam proses administrasi pengurus pusat.
Penangguhan ini akan berlaku hingga investigasi TPF selesai dilakukan. "Untuk memastikan Tim Pencari Fakta dapat menjalankan tugas dengan baik, maka khusus implementasi Digdaya Persuratan Tingkat PBNU kami perintahkan untuk ditangguhkan sampai selesainya proses investigasi. Sedangkan implementasi Digdaya Persuratan Tingkat PWNU dan PCNU tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya,” tegas Miftachul Akhyar.
Ia menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut diambil untuk menjaga marwah organisasi. Sesuai Khittah Nahdlatul Ulama, seluruh pengurus dan warga NU diimbau mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, serta menjunjung tinggi kejujuran dan akhlak mulia.
“Menjadi sangat penting bagi semua pihak untuk mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi, meluhurkan kemuliaan moral, dan menjunjung tinggi kejujuran dalam berpikir, bersikap, dan bertindak,” ujar Pimpinan Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya ini.
KH Miftachul Akhyar mengajak warga NU untuk memperkuat ikhtiar batin agar PBNU mendapatkan jalan keluar terbaik dari berbagai dinamika yang terjadi. “Kami mengajak semua warga Nahdlatul Ulama untuk bermunajat kepada Allah SWT agar segera diberikan jalan keluar yang terbaik dan paling maslahat bagi Jam’iyah Nahdlatul Ulama,” kata mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Platform aplikasi tersebut menjadi penting dalam polemik di kepemimpinan pusat PBNU. Sebab, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan dirinya tidak bisa diberhentikan dari jabatan Ketum PBNU kecuali melalui muktamar.
Salah satu alasannya, surat pemberhentian dirinya dari jabatan Ketum PBNU tidak sah dan tidak mungkin disertifikatkan sebagai dokumen resmi. "Sebetulnya di dalam sistem digital yang kita miliki, begitu satu dokumen itu selesai diproses menjadi dokumen sah, otomatis akan diedarkan kepada penerima sebagaimana yang di-address, yang dituju oleh surat yang bersangkutan melalui saluran sistem digital,” jelas Gus Yahya sebelumnya.
Sistem digital yang dimaksud tersebut terdapat dalam aplikasi Digdaya. "Yang diterima oleh banyak teman-teman itu adalah draf yang tidak sah melalui WA dan lain-lain, biasanya kalau pengurus itu dapatnya dari saluran digital milik NU sendiri, bukan melalui WA. Yaitu apa yang kita sebut sebagai platform Digdaya, digital data dan layanan NU," kata Gus Yahya sebelumnya.
Jangan hanya di YouTube, ikuti juga saluran WhatsApp kami! Dapatkan update video terbaru, informasi eksklusif, dan konten menarik lainnya langsung di ponselmu. Klik link di deskripsi untuk bergabung dan jadi yang pertama tahu tentang video-video terbaru dari Harian Surya! Jangan sampai ketinggalan!
https://whatsapp.com/channel/0029VaUt...
Video & Reporter : Bobby Koloway
Editor Video : Ahmad Zaimul Haq
WEBSITE:
http://surabaya.tribunnews.com/
Instagram:
/ suryaonline
Facebook:
/ suryaonline
YOUTUBE
/ @tribunnewssurya
#TribunnewsSURYA
#hariansurya
#suryaonline
#jawatimur
#jatim
#surabaya
#suroboyo
#pwnujatim
#NU
#nahdlatululama
#pbnu
#gusyahya
#khmiftachulakhyar
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: