PERBEDAAN GEREJA KATOLIK dan PROTESTAN dalam MERAYAKAN IBADAT JUMAT AGUNG /MENGHARGAI SESAMA KRISTEN

Bapak ibu saudara-saudari terkasih, salam dalam kerahiman Tuhan. Yakinlah bahwa Yesus sangat mencintai saya, anda dan kita semua.
Hari pertama dari Trihari paskah adalah Jumat Agung. Kita kiranya mengetahui bahwa Jumat Agung tidak hanya dirayakan oleh umat Katolik melainkan oleh seluruh umat Kristen baik itu Gereja Katolik maupun dari aliran Reformasi denominasi lainnya. Jumat agung menjadi perayaan yang cukup penting dalam tata ibadat Kristiani, karena memang pada hari itu kita mengenangkan kurban Tuhan Yesus Kristus di kayu salib demi penebusan kita.
Nah, Katolik dan Protestan sama-sama merayakan Jumat Agung. Meskipun sama-sama merayakan Jumat Agung, namun ada perbedaaan cara, ritual dari masing-masing Gereja dalam merayakan Jumat Agung. Dalam video kita kali ini saya mengajak kita untuk mencoba melihat kekhasan dari perayaan Jumat Agung masing-masing dari Greja Katolik dan Gereja Protestan. Faktanya cara kita orang katolik merayakan Jumat Agung berbeda dengan saudara Protestan. Walau tentu saja ada sekian banyak kesamaan.
Perlu ditegaskan bahwa meskipun dalam video ini kita mencoba membandingkan perbedaan perayaan Gereja Katlok dalam merayakan Jumat Agung dengan Gerja Protestan, namun tidak ada maksud kita untuk hal negatif. Saya mencoba memaparkan perbedaan itu bukan untuk membuat kita bertikai melainkan dengan menyadari adanya perbedaan kita diharpkan bisa saling menghormati satu sama lain. Hal ini perlu kita ingat.
Dan inilah hal yang berbeda dari perayaan jumat agung dalam gereja katolik dengan Perayaan jumat agung di gereja protestan.
Pertama, Warna Liturgis dari Perayaan Jumat Agung di Gereja Katolik dan Protestan
Pada umumnya di Gereja Protestan, kita akan menemukan bahwa pada perayaan jumat Agung, warna liturgis yang dipakai adalah warna hitam, warna perkabungan. Warna hitam bahkan bukan hanya tampak di seputar peralatan ibadah saudara-saudara protestan, melainkan juga adalah suatu yang biasa kita lihat bahwa saudara-saudara kita Protestan pergi ke Gereja untuk ibadat jumat agungg dengan dominasi warna pakaian warna hitam, warna perkabungan. Hal ini sangat berbeda denagn kita umat katolik. Gereja Katolik menggunakan warna mereah dalam perayaan liturgi ibadat jumat agung. Meskipun Gereja Katolik memang berkabung dalam perayaan jumat agung, namun Gereja Katolik menekankan pula adanya kemenangan karena darah Yesus sudah tercurah bagi keselamaatan dunia. Perkabubngan itu diwarnai pula dengan rasa syukur atas korban kristus. Oleh karena itu gereja katolik mengggunakan warna merah sebagai warna liturgi dalam jumat agung. Warna litrugi memang hanya ditujukan untuk kasula dan stola imam. Bahkan secara sengaja yag 0dipakaii imam dalam ibadat jumat agung ini adalah kasula meski hari itu tidak ada perayaan ekaristi melainkan hanya ibadat mengenang sengsara tuhan. Pemilihan kasula sangat tepat karena kasula memang melambangkan cinta kasih dan ketulusan untuk melaksakana tugas penuh pengorbanan diri.Menarik, juga bahwa meskipun warna liturgis ditujukan hanya utnuk pakaian litrugis imam namun ternyata juga cukup banyak umat yang hadir ke gereja untuk ibadat jumat agung menggunakan pakaian dengan warna litrugi hari itu yaitu hari merag. Karena itulah warna merah mendominasi pakaian umat katolik yang hadir ke gereja katolik pada jumat agung. Maka disinilah akan tampak sekali perbedaan gereja katolikd an protestan saat jumat agung di mana gereja katolik didominasi warna merah dan gereja protestan di dominasi warna hitam. Walau perlu juga kita catat ada juga bbereapa gereja protesatn yang juga menggunakan warna merah dalam litruti jumat agung seperti yang dilakukan oleh gereja katolik. Ya, ada sekian banyak denominasi protestan sehingga tidak bisa juga kita katakan semua protetstan memakai warna hitam, tetapi demikianlah yang mendominasi. Perlu juga kita ketahui bahwa sebelum konsili vatikan II, gerja katolik masih menggunakan kasula warna hitam. Perbuhan menjadi warna merah terjadi sesudah konsili vatikan ii yaitu di tahun 1965. Meskipun sbeenarnya ini bukan persis hal yang baru dari konisli vatikan ii. Karena ternyata sebleumnya pun dalam ritus sarum yang terjadi mulai akhir abad XI sudah dimulai juga kebisaan menggunakan warna merah. Dengan perubahan warna ini gereja mau menekanakna bahwa yang dirayakan gerja pada jumat agung bukan sekedar kematian yang dilambangkan dengan warna hitam, tetapa lebih utama lagi adalah kemartiran, kemenangan salib Yesus yang ditandai dengan warna merah.

Silahkan like, comment, subscribe dan share video ya!