Kenapa Banyak Orang Makin Miskin Maksa Ngutang Demi Tahlilan atau Hajatan?
Автор: catanomika.
Загружено: 2025-09-25
Просмотров: 36817
Di banyak komunitas di Indonesia, kematian bukan sekadar kehilangan orang tercinta. Begitu seseorang meninggal, keluarga yang ditinggalkan langsung terjerat kewajiban sosial dan tradisi yang harus dijalankan. Hajatan kematian, tahlilan, dan selametan bukan hanya ritual doa, tapi simbol status, kepatuhan norma, dan identitas sosial.
Banyak keluarga terpaksa mengadakan acara besar meski kondisi ekonomi terbatas. Tekanan norma, perbandingan sosial, kewajiban moral, dan takut dicap negatif membuat mereka masuk lingkaran sulit keluar. Hutang, penjualan aset, dan pengorbanan finansial menjadi konsekuensi yang nyaris tak terelakkan.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana struktur sosial dan tekanan psikologis membentuk perilaku keluarga. Hajatan yang seharusnya sederhana dan spiritual sering berubah jadi beban finansial dan psikologis, memaksa keluarga menyeimbangkan tradisi, reputasi sosial, dan kemampuan ekonomi.
Nah di video kali ini gua bakal bahas fenomena ini dari berbagai sisi, buat tau keseluruhannya semuanya udah gue jalasin di video kali ini, so tonton video nya sampai habis!
00:00 | Pembukaan
00:57 | Tekanan Norma Sosial dalam Hajatan Kematian
03:14 | Menjaga Wajah Sosial dalam Hajatan Kematian
05:53 | Identitas Sosial dalam Hajatan Kematian
08:13 | Rasa Bersalah Kolektif dan Kewajiban Moral
10:08 | Pluralistic Ignorance dalam Hajatan Kematian
12:04 | Penutupan
Konten visual seperti gambar dan video yang digunakan dalam video di channel ini mungkin berasal dari berbagai sumber eksternal. Hak cipta dan kepemilikan materi sepenuhnya dimiliki oleh pemilik aslinya. Jika Anda memiliki keluhan atau masalah terkait hak cipta atas konten yang kami gunakan, silakan hubungi kami melalui email: [email protected]
#ekonomi #isusosial #hajatan #hutang
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: