Polemik Larangan Bajaj di Kota Semarang Belum Temui Titik Terang

Polemik larangan operasional Bajaj maxrid oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang belum berujung hingga saat ini

Persoalan ini masih meradang seusai sekretaris Dishub Kota Semarang, Danang Kurniawan menegaskan larangan operasional tersebut

Polemik larangan operasional Bajaj maxride di Kota Semarang tak kunjung mereda, usai pernyataan tersebut dari Dishub Kota Semarang armada berpelat hitam itu masih terlihat melayani penumpang dan justru semakin diminati

Senior digital marketing manager nasional maxride, Andhika Yosmik menyebutkan polemik regulasi tersebut berdampak pada perusahaan, terutama dalam proses rekruitmen mitra

Ia juga mengaku bahwa antusias dari publik sangat tinggi di tengah ketidakpastian regulasi ini, menurutnya, operasional hingga kini baru mencakup 30 persen dari total permintaan

Andhika juga mengaku bahwa pihaknya telah berkali-kali meminta ruang diskusi resmi untuk mencari kepastian

Pada 10 november lalu, perusahaan telah melayangkan surat audiensi yang ketiga kalinya ke Dishub dan wali Kota Semarang, melalui hal itu, ia berharap mendapat titik terang agar operasional dapat berjalan sesuai aturan tanpa menimbulkan polemik

Para driver maxride juga mengaku bahwa dirinya mengandalkan pekerjaan tersebut untuk mencari penghasilan

Hal ini juga dialami oleh salah seorang driver, Purwadi menyebutkan bahwa belum ada arahan penghentian operasional dari perusahaan

Sementara itu, Dishub Kota Semarang menegaskan bahwa Bajaj tidak diperbolehkan beroperasi, kebijakan ini diberlakukan lantaran Bajaj belum memiliki izin sebagai angkutan umum

Dishub juga menyebutkan jika Bajaj tetap beroperasi pihaknya bersama aparat kepolisian akan menindak dengan penilangan