Kadang dilupakan ! padahal penting banget ada aturannya

Pemasangan segitiga pengaman mobil diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009, Pasal 57 ayat 3 huruf C dan Pasal 121. Setiap pengemudi wajib memasang segitiga pengaman, lampu isyarat, atau isyarat lain saat berhenti darurat. Pemasangan harus di depan dan belakang kendaraan dengan jarak minimal 4 meter, dan jarak samping tidak melebihi 40 cm. Pada jalan ramai atau tol, jarak pemasangan bisa diperluas hingga 10-100 meter. 

Aturan Pemasangan Segitiga Pengaman:

Wajib ada:

Setiap mobil harus memiliki segitiga pengaman dan wajib digunakan saat berhenti darurat. 

Jarak Pemasangan:

Minimal 4 meter dari mobil yang berhenti. 

Di jalan ramai atau tol, jarak bisa diperluas hingga 10-100 meter. 

Jarak samping tidak boleh melebihi 40 cm. 

Posisi Pemasangan:

Sejajar dengan sisi luar bodi mobil yang berhenti. 

Kondisi Darurat:

Gunakan segitiga pengaman saat mobil berhenti karena mogok, kecelakaan, atau alasan darurat lainnya. 

Kriteria Segitiga:

Berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi minimal 0,40 meter. 

Terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat. 

Berwarna merah yang memantulkan cahaya. 

Bagian dalam segitiga berlubang. 

Pencahayaan:

Pastikan reflektor segitiga berfungsi dengan baik, terutama saat malam hari. 

Lampu Hazard:

Nyalakan lampu hazard saat memasang segitiga pengaman. 

Lokasi Pemasangan:

Hindari lokasi yang membahayakan dan pasang di tempat yang terlihat jelas oleh pengemudi lain. 

Sanksi:

Tidak memasang segitiga pengaman saat berhenti darurat dapat dikenakan sanksi denda atau kurungan. 

Contoh Kondisi Darurat:

Mobil mogok:

Jika mobil Anda mogok di jalan, segera nyalakan lampu hazard dan pasang segitiga pengaman untuk memperingatkan pengendara lain.

Kecelakaan:

Jika terjadi kecelakaan, segitiga pengaman dapat membantu mencegah kecelakaan susulan.

Perbaikan:

Saat melakukan perbaikan darurat di bahu jalan, gunakan segitiga pengaman untuk menjaga keselamatan.