Ilustrasi Tragedi Tabrakan KRL Rheostatic dan KRL Holec di Pasar Minggu 2005

Pada hari Kamis, 30 Juni 200, terjadi kecelakaan tabrakan KRL di Pasar Minggu. Tragedi ini menyebabkan 5 orang tewas dan 113 orang luka. Kronologi kecelakaan dua KRL naas tersebut bermula sekitar pukul 14.57 WIB, kereta Pakuan Ekspres bernomor 221 berangkat dari Stasiun Bogor menuju Jakarta sesuai jadwal. Di tempat berbeda, Kereta Listrik (KRL) bernomor 585 berangkat dari Stasiun Depok pukul 15.29 WIB menuju Jakarta, lambat 10 menit dari jadwal semula. Pukul 15.41 WIB, dari stasiun yang sama, Depok, KRL nomor 583 berangkat dengan tujuan Stasiun Jakarta Kota. Pemberangkatan KRL 583, tanpa diketahui sebabnya, molor 41 menit dari jadwal yang sudah ditentukan. Tepat pukul 16.05 WIB, kereta Pakuan Ekspres mengalami trouble di sinyal blok 201, menjelang stasiun Pasar Minggu. Karena mogoknya kereta Pakuan, maka KRL 585 yang berjalan dibelakangnya berhenti di blok 202 dengan indikasi jalur didepannya tidak aman/beraspek merah. Terdapat gangguan di track circuit 201B (petak antara sinyal masuk stasiun Pasar Minggu - Sinyal Blok B201) yang membuat sinyal blok B201 menyala merah. Saat kereta Pakuan dapat berjalan kembali dan tiba di stasiun Pasar Minggu, PPKA Pasar Minggu memerintahkan KRL 585 untuk mendekat ke sinyal blok 201. Saat KRL 585 mulai berjalan sesuai arahan PPKA, tiba-tiba sekitar pukul 16.15 WIB di km 19 + 800 ditabrak dari belakang oleh KRL 583. Kepastian adanya tabrakan diandai adanya LAA (Listrik Aliran Atas) breaker (alarm yang menandakan telah terjadi ada sesuatu) di OC (Operation Center). Pada pukul 17.24 WIB, gerbong penolong berangkat dari Stasiun Manggarai. Gerbong penolong ini tiba dilokasi sekitar pukul 18.00 WIB, untuk selanjutnya melakukan evakuasi korban.Akhirnya, karena tabrakan itulah, perjalanan kereta api, secara bergantian menggunakan satu jalur sampai proses evakuasi kereta 585 dan 583 selesai.

Addons:
ED, ATC, Rute Angke-Nambo