Webinar Nasional Peran Oteoimunologi dan Nutrisi dalam Managemen Osteoporosis

Transformasi sistem kesehatan nasional yang tengah dijalankan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menuntut seluruh tenaga kesehatan untuk senantiasa mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, terutama dalam menghadapi tantangan layanan primer dan peningkatan mutu hidup masyarakat, termasuk populasi lansia. Salah satu tantangan utama pada populasi lansia adalah meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif seperti osteoporosis, yang secara signifikan berdampak pada kualitas hidup, risiko kecacatan, serta beban pelayanan kesehatan.
Osteoporosis merupakan penyakit sistemik yang ditandai dengan penurunan massa tulang dan kerusakan mikroarsitektur tulang, sehingga meningkatkan risiko patah tulang. Pencegahan dan pengelolaan penyakit ini memerlukan pendekatan multidisipliner, termasuk pemahaman mendalam tentang aspek imunologi tulang (osteoimmunology) dan peran nutrisi dalam menjaga kesehatan tulang.
Ilmu osteoimunologi memberikan perspektif baru terhadap mekanisme imun dalam pembentukan dan resorpsi tulang, serta membuka peluang terapi yang lebih tepat sasaran pada kasus osteoporosis, terutama yang berkaitan dengan inflamasi kronik atau gangguan sistem imun. Di sisi lain, nutrisi yang adekuat—terutama asupan kalsium, vitamin D, serta unsur-unsur pendukung lainnya—memegang peran penting dalam mencegah dan menunda progresivitas osteoporosis.
Sebagai respon terhadap kebutuhan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dalam bidang ini, PT Utama Padma Qualiti, dengan dukungan Continuing Medical Education (CME) Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, menyelenggarakan webinar bertema “Peran Osteoimunologi dan Nutrisi dalam Manajemen Osteoporosis.” Kegiatan ini menghadirkan narasumber lintas profesi yang ahli di bidang farmakologi, biomedik, dan gizi klinik.
Kegiatan ini dirancang sebagai sarana pembelajaran interprofesional (interprofessional learning) yang inklusif bagi tenaga medis dan nonmedis, termasuk dokter, perawat, Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM), dan mahasiswa profesi kesehatan. Dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis bukti (evidence-based), diharapkan kegiatan ini mampu mendukung pencapaian layanan primer yang berkualitas, komprehensif, dan berorientasi pada keselamatan pasien.