Telsa News by Rafael Wildan XI-H (Bahasa isyarat tangan)

Bahasa isyarat tangan adalah cara berkomunikasi menggunakan gerakan tangan, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh, bukan suara. Bahasa ini digunakan oleh komunitas Tuli untuk berkomunikasi, dan di Indonesia memiliki dua sistem utama: BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) yang berkembang secara alami di komunitas, dan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) yang dikembangkan pemerintah dan digunakan di sekolah.
Jenis bahasa isyarat di Indonesia
BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia):
Bahasa isyarat alami yang tumbuh dari kebiasaan komunikasi visual komunitas Tuli di Indonesia.
Memiliki variasi yang berbeda tergantung daerahnya.
Memiliki struktur dan kosa katanya sendiri.

Latihan siswa SMK Desain Komunikasi Visual (DKV) dalam membawakan reportase berita melibatkan beberapa aspek penting, mengingat DKV memiliki fokus pada visual dan komunikasi media.

Berikut adalah beberapa elemen latihan yang mungkin dilakukan:

1. 🎤 Latihan Menjadi News Anchor (Pembawa Berita)
Public Speaking dan Artikulasi: Melatih suara, intonasi, dan kejelasan pengucapan (artikulasi) agar pesan tersampaikan dengan baik dan profesional.

Gestur dan Mimik Wajah: Berlatih bahasa tubuh yang sesuai, kontak mata, dan ekspresi wajah yang meyakinkan saat di depan kamera.

Penggunaan Teleprompter: Menguasai cara membaca naskah dari teleprompter sambil tetap terlihat alami dan tidak seperti sedang membaca.

Improvisasi (Opsional): Latihan merespon situasi tak terduga atau menambahkan informasi singkat tanpa naskah.

2. 📹 Latihan Teknis Produksi Berita
Penyusunan Naskah Berita: Memahami struktur naskah berita yang efektif untuk penyiaran (misalnya, penulisan yang ringkas dan kuat).

Pengoperasian Peralatan:

Kamera: Memahami komposisi shot, angle, dan teknik pengambilan gambar untuk liputan.

Lighting dan Audio: Mengatur pencahayaan dan kualitas suara agar hasil rekaman terlihat dan terdengar profesional.

Switcher (Opsional/Kunjungan Industri): Berlatih perpindahan antara berbagai sumber gambar (kamera, grafis, video playback).

Editing Video Berita: Mengolah rekaman mentah, memotong, menambahkan bumper, grafis, lower third (teks nama), dan backsound (elemen yang sangat dikuasai DKV).

3. 📝 Latihan Reportase Lapangan
Wawancara: Melatih teknik bertanya yang efektif dan mendalam kepada narasumber.

Stand-up Reporter: Latihan melaporkan secara langsung dari lokasi kejadian (live report), termasuk cara menyampaikan informasi secara ringkas dan lugas.

Sistematika Pelaporan: Menyusun urutan visual dan narasi (alur cerita) agar reportase memiliki kronologi yang jelas.

⭐ Kenapa DKV Belajar Reportase?
Meskipun fokus utama DKV adalah desain visual (grafis, ilustrasi, animasi), mereka juga memiliki kompetensi di bidang Videografi dan Fotografi. Reportase berita membutuhkan:

Visual yang Kuat: Siswa DKV dapat membuat grafis dan motion graphic yang mendukung berita, serta menghasilkan kualitas video dan foto liputan yang baik.

Komunikasi Efektif: Memastikan informasi (visual dan verbal) tersampaikan dengan jelas dan menarik.

Penguasaan Alat Multimedia: Reportase adalah aplikasi praktis dari penguasaan kamera, software editing video, dan sound recording yang dipelajari di DKV.

Latihan ini sering dilakukan melalui praktik di studio sekolah, proyek simulasi, atau kunjungan industri ke stasiun televisi atau media online berita.

Profil Kesan dan Pesan siswa
selama belajar di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan
Tahun 2022

Latihan Klip Sinkronisasi Audio & Video ::


Latihan membuat Video Klip part 1

Latihan Klip Sinkronisasi audio


CONTOH PEMBELAJARAN MERDEKA BELAJAR :: part

Pengolahan Audio dan Video
Kelas 12 SMK Multimedia & DKV
Member of Telsa Corp 2022

PODCAST TELSA TV :: TOPIK SUKA-SUKA ::

MMTELSA
TELSA TV
SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN

KAB. SEMARANG
JAWA TENGAH
INDONESIA

www.tunasharapan.info