YOUTUBE FESTIVAL INDONESIA 2025 BERSAMA
Автор: Muiz Lennon
Загружено: 2025-11-06
Просмотров: 720
YOUTUBE FESTIVAL INDONESIA 2025 BERSAMA @celloszxz @bw.2417 DAN YOUTUBER KEREN LAINNYA
Menu
ID
EN
YouTube Festival 2025: YouTube memproklamasikan Indonesia sebagai pusat pertumbuhan berikutnya
Pertumbuhan penonton, lonjakan konten belanja, dan kepercayaan tinggi pada kreator mengukuhkan Indonesia sebagai poros pertumbuhan regional.
by Aulia Masna November 06 2025
Share article on Facebook
Share article on Twitter
Share article on LinkedIn
Veronica Utami, Country Director Google Indonesia
Di acara YouTube Festival 2025 yang digelar hari Rabu kemarin (5/11) di Pacific Place, Jakarta, YouTube menegaskan kembali perannya bukan sekadar platform hiburan, tapi juga sebagai ruang strategis bagi merek dan kreator untuk berkolaborasi dan membangun ekosistem komersial yang lebih kuat. Dengan serangkaian data pertumbuhan yang impresif, perusahaan ini tampak ingin mengirim pesan jelas kepada pasar: Indonesia bukan hanya penonton, tapi poros utama dalam ekonomi kreator global.
YouTube mencatat waktu tonton di Indonesia meningkat 20 persen dibanding tahun lalu. Lebih dari 3.000 channel kini memiliki lebih dari satu juta subscriber, jumlah tertinggi di Asia Tenggara. “Ada 3.000 channel di YouTube saat ini yang punya lebih dari satu juta subscriber. Jadi bayangkan masing-masing ini ibaratnya sudah satu media tersendiri … karena influence-nya sangat masif dan sangat luas,” ujar Veronica Utami, Country Director Google Indonesia. Ia menambahkan, “Waktu menonton YouTube di Indonesia meningkat 20% pada tahun 2025 dibandingkan 2024,” menggambarkan akselerasi yang disebutnya “dua kali lebih cepat dibandingkan tahun 2024.”
Dari tontonan ke kepercayaan
Lonjakan ini tidak hanya menunjukkan konsumsi yang makin tinggi, tetapi juga pergeseran persepsi publik terhadap kredibilitas kreator. Survei internal YouTube menunjukkan “90 persen masyarakat Indonesia setuju bahwa YouTube memiliki kreator paling terpercaya untuk rekomendasi produk saat berbelanja.” Di tengah kebisingan digital dan menjamurnya endorsement instan, angka itu menandakan bahwa kepercayaan terhadap figur kreator menjadi nilai jual utama, dan YouTube berupaya menegaskan bahwa inilah pembeda platform mereka dari pesaing.
Veronica menyebut para kreator sebagai “epicenter of culture,” pusat budaya yang melahirkan tren dan menggerakkan percakapan sosial. Pernyataan itu mencerminkan ambisi YouTube untuk menempatkan diri bukan hanya sebagai media distribusi video, melainkan sebagai medan tempat budaya populer dan komersial bertemu. Untuk merek, posisi ini membuka peluang sekaligus tantangan: bagaimana membangun kehadiran tanpa kehilangan autentisitas yang membuat kreator dipercaya?
Komersialisasi yang semakin dalam
Dimensi komersial kini semakin nyata di dalam platform. Dalam satu tahun terakhir, waktu tonton untuk konten belanja di YouTube melonjak lebih dari 400 persen. “Bahkan hanya dalam waktu satu tahun waktu menonton konten yang berkaitan dengan belanja itu meningkat lebih dari 400 persen. Artinya lima kali lipat peningkatannya,” ujar Veronica. Lonjakan ini menandakan bahwa pengguna di Indonesia tidak lagi melihat video hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai titik masuk ke keputusan pembelian.
Contohnya datang dari kreator Dewi Vanow, yang dikenal lewat gaya kontennya yang otentik dan konsisten. Setelah mengikuti YouTube Shopping Bootcamp, Dewi mulai menandai produk di videonya, langkah sederhana yang meningkatkan pendapatannya hingga 40–50 persen. “Ternyata langkah kecil itu membawa dampak yang sangat besar. Dari yang awalnya hanya hobi, kini benar-benar berkembang menjadi sumber bisnis baru bagi saya,” ujarnya dalam sesi testimoni yang ditampilkan di acara tersebut.
Pertumbuhan ini juga diikuti perluasan kerja sama dengan mitra e-commerce. Setelah sukses dengan Shopee, YouTube kini menggandeng Lazada sebagai bagian dari program afiliasi belanja di Indonesia. Kemitraan baru ini memperluas jangkauan kreator dan memperkuat integrasi antara konten dan transaksi di dalam platform.
Ruang tumbuh dan titik jenuh
Meski narasi pertumbuhan terdengar mengesankan, pertanyaan tentang keberlanjutan dan distribusi tetap terbuka. Angka “+20 persen watch time” tidak menjelaskan segmen mana yang tumbuh paling cepat. Apakah pertumbuhan didorong kota besar atau mulai menjangkau daerah dengan konektivitas rendah? Ekosistem kreator juga semakin padat, dengan ribuan kanal besar bersaing memperebutkan perhatian dan kerja sama merek.
Dalam konteks itu, keunggulan bukan lagi soal jumlah subscriber, melainkan relevansi, kredibilitas, dan kedalaman engagement. Jika setiap kanal besar kini menjadi “media tersendiri,” seperti kata Veronica, maka pasar Indonesia menghadapi versi baru dari lanskap media: terfragmentasi, cepat bergerak, dan sangat dipengaruhi individu.
#youtubers #youtubersindonesia #youtubefestival
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: