Short-Movie Battle Of Surabaya

Sinopsis Film

​Surabaya, Oktober 1945. Euforia kemerdekaan Republik Indonesia yang baru seumur jagung segera sirna ketika kapal-kapal Sekutu, yang dipimpin oleh Inggris, berlabuh membawa misi yang terselubung: mengembalikan kekuasaan kolonial Belanda. Ketegangan memuncak menjadi kekerasan ketika pemuda Surabaya merobek bendera kolonial dalam Insiden Hotel Yamato, menandakan penolakan total untuk kembali dijajah.

​Kota itu menjadi medan perang yang genting. Eskalasi mencapai titik didih ketika Brigadir Jenderal Mallaby, komandan pasukan Inggris, tewas dalam sebuah baku tembak misterius. Marah besar, Inggris mengeluarkan ultimatum: serahkan semua senjata sebelum 10 November, atau kota akan dihancurkan.

​Dalam momen kegelapan itu, muncul suara yang menggelegar. Melalui siaran radio, seorang orator revolusioner, Bung Tomo, menyuntikkan keberanian ilahi ke dalam sanubari rakyat. Seruan "Merdeka atau Mati!" dan "Allahu Akbar!" mengubah ketakutan menjadi tekad baja.
​Tepat pada 10 November, Neraka pecah.

​Film ini menyoroti pertempuran darat yang berdarah, di mana petani, buruh, dan pelajar yang hanya bersenjatakan bambu runcing dan senapan rampasan, harus berhadapan dengan tank-tank Sherman dan pesawat tempur. Selama tiga minggu yang panjang, Pertempuran Surabaya menjadi simbol perlawanan rakyat yang paling intens dan heroik di Asia Tenggara, sebuah pengorbanan yang mahal, namun abadi, yang akan memastikan bahwa bendera Merah Putih tidak akan pernah turun lagi.