Setelah Mati ke mana? Melanjutkan ke 1 kehidupan kekal atau ke banyak kehidupan lagi? Optimis kah?
Автор: LayarTEOLOGI
Загружено: 2025-06-28
Просмотров: 310
Setelah Mati ke mana? Optimis atau Pesimis? Melanjutkan ke 1 kehidupan kekal atau ke banyak kehidupan lagi? [Belajar dari John Hick]
The New Frontier of Religion and Science
Religious Experience, Neuroscience and the Transcendent Bab 17-19
John Hick
Hick membahas esensi spiritualitas, pandangan tentang kehidupan setelah kematian, dan ringkasan komprehensif dari argumen-argumen kunci.
Spiritualitas didefinisikan sebagai dimensi kesadaran dan aktivitas kita yang merupakan respons manusia terhadap kehadiran universal Transenden. Kesadaran akan Transenden dapat terjadi melalui pengalaman keagamaan atau, di Barat sekuler, sebagai panggilan moral untuk solidaritas manusia menghadapi penderitaan. Semua agama besar mengakui keadaan sulit kehidupan manusia, namun juga menyatakan kemungkinan keadaan yang jauh lebih baik yang dapat diwujudkan dengan mengikuti jalan penyelamatan mereka. Ini membentuk "optimisme kosmis" bahwa kehidupan saat ini adalah bagian dari proses yang mengarah pada kesimpulan yang baik. "Santo" (istilah luas yang mencakup arhant, bodhisattva, dll.) adalah individu yang secara nyata lebih dekat dengan Transenden, dan kriteria utama yang tersedia bagi kita adalah buah moral dan spiritual dalam hidup mereka. Ini bahkan mencakup orang-orang sekuler yang secara fundamental menanggapi Transenden.
Mengenai doa, ini dijelaskan bukan sebagai permohonan agar Tuhan melakukan intervensi mukjizat, melainkan sebagai konsentrasi pikiran dan emosi yang penuh kasih yang dapat memengaruhi orang lain melalui "jaringan ketergantungan timbal balik" di tingkat bawah sadar. Meditasi, terutama praktik Timur seperti Zen dan mindfulness (sattipathana), bertujuan untuk mengosongkan kesadaran dari pemikiran agar terbuka pada realitas lain, yang dapat menghasilkan ketenangan dan welas asih, bahkan kesadaran akan alam semesta yang "baik" atau "ramah". Sumber menekankan bahwa tidak ada praktik spiritual yang "paling benar"; yang relevan bagi satu orang mungkin tidak bagi yang lain.
Mengenai kehidupan setelah kematian, kepercayaan awal (misalnya, Sheol, Hades) tidak menggambarkan kondisi yang diinginkan. Konsep surga dan neraka Kristen tradisional kini telah memudar. Sumber mengusulkan reinkarnasi sebagai skenario yang paling mungkin, di mana bukan kepribadian sadar saat ini yang terlahir kembali, melainkan "unsur yang lebih dalam" dalam diri kita – "sifat moral/spiritual esensial" atau "dispositional continuant" – yang bertahan dari kematian tubuh dan terinkarnasi kembali dalam kepribadian baru. Hal ini memungkinkan pertumbuhan moral/spiritual yang berkelanjutan melalui serangkaian "banyak kehidupan di banyak dunia", didorong oleh keyakinan pada realitas Transenden yang baik dan penuh kasih. Optimisme kosmis ini melihat kehidupan saat ini sebagai kontribusi pada proses kumulatif menuju kesempurnaan.
Sebagai ringkasan akhir, sumber membedakan agama sebagai institusi dari spiritualitas sebagai respons individu terhadap Realitas Transenden yang inefabel, yang sifatnya melampaui konsep personal/impersonal. Pengalaman keagamaan dianggap sentral bagi praktik agama, dan keasliannya dinilai dari "buah-buah" jangka panjangnya dalam kehidupan. Sumber mengusulkan interpretasi pluralis di mana agama-agama adalah respons manusia yang berbeda secara budaya terhadap satu Realitas Transenden yang inefabel. Tujuannya adalah untuk melampaui kepedulian diri dan menerima kefanaan ego sebagai bagian dari proses kreatif yang lebih besar.
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: