Ketika Ilmu Hilang, Syirik Menjadi Agama - ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas rahimahullah

Dalam kajian ilmiah ini, Ustadz menjelaskan pentingnya menuntut ilmu syar’i berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman para salafus shalih. Ilmu agama tidak cukup hanya didengar sepintas, namun harus dipelajari dengan sungguh-sungguh, dipahami dengan benar, diyakini, diamalkan, lalu didakwahkan mulai dari diri sendiri dan keluarga.

Kajian ini melanjutkan pembahasan dari kitab Syarh ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, khususnya pada poin tentang syirik dan ancaman bagi pelakunya, serta penjelasan awal mula terjadinya kesyirikan di muka bumi pada zaman Nabi Nuh ‘alaihis salam.

Disampaikan secara rinci bagaimana kesyirikan bermula dari pengagungan terhadap orang-orang shalih, pembuatan patung dan gambar sebagai bentuk mengenang jasa, hingga akhirnya disembah setelah ilmu agama dilupakan. Penjelasan ini diperkuat dengan dalil Al-Qur’an, hadits shahih, serta penafsiran para sahabat seperti Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dan penjelasan para ulama Ahlus Sunnah.

Kajian ini juga mengingatkan bahaya wafatnya para ulama dan munculnya pemimpin serta dai yang berfatwa tanpa ilmu, yang dapat menyesatkan umat. Dakwah tauhid para nabi, khususnya Nabi Nuh ‘alaihis salam selama 950 tahun, menjadi pelajaran besar tentang kesabaran dalam dakwah dan besarnya bahaya syirik.

Semoga kajian ini menambah pemahaman kita tentang tauhid, menjauhkan diri dari segala bentuk kesyirikan, serta memotivasi kita untuk terus menuntut ilmu sebagai jalan menuju surga.

📖 Disarankan untuk menyimak dengan membuka kitab dan mencatat faedah penting agar ilmu lebih bermanfaat.

Wallahu a’lam.#nasehat #kaidahtauhid #islamkaffah #ilmutauhid #iislami #ustadzyazidjawaz