TARI KREASI_Revalina Tansen_SMA BHK Jakarta_Jakarta Barat_DKI Jakarta

Judul : “Neng Kedok”
Neng berarti perempuan dan kedok berarti topeng.
Tema : Topeng dalam kehidupan manusia

Sinopsis :
Sisi baik dan buruk selalu melekat dalam kehidupan manusia. Dua sisi kehidupan inilah yang menjadi inspirasi dari tari kreasi “Neng Kedok” yaitu tarian yang berasal dari Betawi. Topeng atau yang biasa disebut kedok akan terus melekat selama manusia menjalani kehidupannya.

Tari kreasi “Neng Kedok” menceritakan adanya dua karakter manusia yang dilambangkan dengan topeng yakni topeng samba (merah muda) dan jingga (merah). Topeng samba mengekspresikan karakter perempuan yang lincah, genit, dan periang. Sedangkan topeng jingga melambangkan sisi kegarangan, seperti sifat angkara murka, serakah, dan tidak dapat mengendalikan emosi.

Dua karakter topeng tersebut menggambarkan bahwa sang perempuan harus menentukan karakter dominan yang tepat dalam menghadapi serta menembus dunia dengan berakar dari kearifan lokal kesenian tari betawi. Pada akhirnya, sang perempuan memilih topeng samba yang berkarakter lincah, genit, dan periang. Karakter-karakter tersebut dianggap tepat oleh sang perempuan sebagai generasi muda yang siap dan lincah mengenalkan budaya Betawi ke kancah global.

Properti tari :
Properti yang digunakan adalah sebuah panggung berlatar kain merah dengan rumbaian bunga warna kuning, dilengkapi dengan dua ondel-ondel yang dikenal sebagai ciri khas adat Betawi. Adapun properti yang digunakan penari sebagai alat pendukung karakter yang akan diperankan yakni, topeng samba (merah muda) dan topeng jingga (merah).

Penggunaan properti berfungsi untuk mendeskripsikan tema tarian. Properti juga membantu memperjelas gerakan dan karakter penari dalam sebuah tarian. Pemakaian properti membantu penari menyampaikan makna maupun pesan dari tarian yang ditampilkan. Selain itu, properti menambah nilai estetika gerakan sebagai daya tarik pada tarian.

Ide musik : Terinspirasi dari musik kreasi garapan Betawi.
Busana : Menggunakan kostum kreasi yang identik dengan suku Betawi. Penggunaan busana dilengkapi juga dengan riasan wajah yang sesuai dengan judul dan tema tarian.