Kontroversi Salam Gus Dur Hingga Masalah Putri Ulama yang Tidak Berhijab | Ngaji Gus Baha

Dalam video kali ini, Kalam Kajian Islam menyajikan penjelasan mendalam dari Gus Baha tentang berbagai isu yang sering menjadi perbincangan hangat: mulai dari kontroversi salam Gus Dur, perbedaan budaya dalam salam, hingga pembahasan mengenai putri ulama yang tidak berhijab serta bagaimana Islam memandang adab, akhlak, dan konteks sosial.

Gus Baha (Ahmad Bahauddin Nursalim), ulama asal Rembang kelahiran 1970, adalah ahli tafsir Al-Qur’an dan murid kesayangan KH. Maimun Zubair. Ia berasal dari keluarga besar ahli Qur’an—ayahnya, Kiai Nursalim al-Hafizh, merupakan pakar Al-Qur’an dan murid para ulama besar. Sejak kecil Gus Baha dididik ketat dalam hafalan dan tajwid hingga menghafal 30 juz beserta qira’ah, hadis, fikih, dan berbagai kitab klasik. Di Al-Anwar Sarang, ia dikenal sebagai santri paling menonjol dalam hafalan dan kecerdasannya, hingga sering dijadikan contoh teladan oleh gurunya.

Ia hidup sangat sederhana, bahkan saat menikah dengan putri keluarga Sidogiri pun ia menekankan gaya hidupnya yang tidak glamor. Setelah tinggal di Yogyakarta, banyak santri menyusulnya demi bisa mengaji rutin. Gus Baha kemudian mengasuh Ponpes LP3IA Narukan sepeninggal ayahnya namun tetap aktif mengajar di Yogya dan Bojonegoro setiap bulan.

Secara akademik, meski tanpa pendidikan formal dan gelar, ia dipercaya duduk bersama para profesor dalam Lajnah Mushaf UII sebagai mufassir dan ahli fikih Al-Qur’an. Keteladanannya adalah kesederhanaan, akhlak, serta konsistensi menjaga tradisi keluarga Qur’ani. Di antara karyanya adalah kitab tentang rasm Utsmani dan keterlibatannya dalam penyusunan tafsir serta terjemahan Al-Qur’an versi UII yang kontekstual untuk pembaca Indonesia.

#GusBaha #GusDur #KalamKajianIslam #NgajiGusBaha #KontroversiSalam #KajianIslam #PutriUlama #Hijab #NgajiOnline #IslamNusantara #GusBahas #CeramahIslam