WAKTU YANG TERHIRUP | Transportasi Keberlanjutan

Fathan terpaksa menaiki BRT setelah motornya mogok di tengah padatnya Kota Semarang. Dalam perjalanan, ia teringat kondisi ibunya yang tengah sakit akibat asmanya yang kambuh. Usai melihat langsung penumpang; termasuk anak kecil dan seorang kakek yang terganggu oleh polusi dan padatnya halte, Fathan mulai menyadari beratnya kondisi transportasi umum perkotaan, terutama di Kota Semarang itu sendiri.

Ketika merawat ibunya di rumah, Fathan mendengar bagaimana sang ibu kerap terpapar polusi dan berdesak-desakan saat naik BRT. Pengalaman temannya, Dimas, yang sering menunggu bus terlalu lama semakin menambah gambaran buruknya sistem transportasi.

Melihat halte yang penuh, bus yang jarang datang, serta penumpang rentan yang kesulitan, Fathan merenungkan pentingnya penambahan armada dan jalur khusus BRT. Ia lalu menuangkan kegelisahannya dalam sebuah blog yang akhirnya menyebar luas.

Film ditutup dengan harapan akan kondisi transportasi yang lebih baik, bus yang lancar, halte yang tidak sesak, dan udara yang lebih bersih bagi semua.
-------------------------------------------------------------------------------------------
ANGGOTA KELOMPOK:
Ananda Luthfi Sudiro 21040125140221
Arinta Ridha Dinari 21040125140184
Fadhli Lutfanhadi 21040125130092
Hana Naifa Qanita 21040125120052
Khaerunnisa Ramadhani 21040125120030
Muhammad Aqbilul Hikam 21040125120059
Mohamad Seifrizi 21040125120003
Reina Syahroni 21040125120032
Zahra Arriezta Zulfa 21040125130117