MOMEN KELAHIRAN ANNABETH DJONG!

27 Jam Persalinan

21 November 2022 kami sangat bersemangat karena aku udah pembukaan 3 saat kontrol dokter di RS Hermina Solo. Tanpa merasakan tanda persalinan apapun.

Sampai malam hari, pembukaan hanya maju ke pembukaan 4. Berkali-kali dilakukan pemeriksaan dalam (prosedur dokter/bidan memasukkan jari ke vagina untuk melihat seberapa melebarnya serviks) yang menyakitkan, jongkok-berdiri sampai lutut ngilu, main gymball. Tidak ada hasil.

Esok paginya dicoba langkah induksi karena posisi kepala bayi sudah sangat dekat dengan mulut rahim. Pengapuran plasenta sudah mempengaruhi ketuban. 11 jam induksi tapi hanya membuat pembukaan 5. Lalu berhenti. Menurut dr. Sigit Setiaji mulut rahimku terlalu tebal. Bayi terus mendorong tapi "mental" terus.

Alergiku terhadap bius & pereda nyeri terlalu berbahaya untuk dioperasi caesar. Minum obat warung aja aku bengkak dan sesak nafas, apalagi ini bius dosis tinggi. Hidup & mati di depan mata. Kami terus memuji Tuhan & berdoa. Karena cuma DIA yang bisa menolong. Aku bukan nangis kesakitan, aku nangis minta tolong sama Tuhan.

Dokter tahu ketakutan kami, beliau pun berusaha agar aku tetep bisa lahiran normal. Walaupun agak mustahil. "Mas, kita lakukan pecah ketuban ya. Harapannya, tanpa ketuban, kepala bayi bisa langsung menipiskan mulut rahim kalau mendorong terus. Tapi tentu ada resiko. Kalau nanti pukul 7 tidak ada penambahan pembukaan, terpaksa harus operasi."

Andre berusaha berpikir jernih sebelum memutuskan. Ini soal nyawa istri dan anaknya. Kami sekeluarga mohon tuntunan Tuhan dan akhirnya Andre mempersilahkan ketuban dipecah. 5 menit setelah ketuban dipecah, aku merasa kesakitan luar biasa. Kayak mau dicabut nyawanya. Ternyata itu yang dinamakan kontraksi, sebelumnya aku ga merasakan apa-apa.

Dokter akan balik lagi pukul 9 untuk operasi. Tapi pukul 18.30 aku bener-bener udah ga tahan. Sakiiiiit bangeeeet. Tiba-tiba aja dokter Adjie datang pukul 18.40 lalu cek mulut rahimku. Keajaiban terjadi, aku sudah pembukaan lengkap! "Ayo mas Andre, kita bisa mulai persalinan normal."

Iman kami pada Tuhan tidak pernah sia-sia. DIA anugerahkan Annabeth Djong.

Dalam kelemahanku, KuasaMu menjadi sempurna.
📽️ @nafaspertama