SEBUAH CINTA UNTUK PEREMPUAN-PEREMPUAN MAESTRO RUDIENG KANTU' - sebuah panggung apresiasi
Автор: DAYAK DOCUMENTARY (stephanus mulyadi)
Загружено: 2021-11-13
Просмотров: 618
#fbk2021 #fasilitasiditjenbud #budayasaya #maestro #rudieng
CINTA UNTUK PEREMPUAN-PEREMPUAN MAESTRO RUDIENG KANTU'
Dokumentasi proses kegiatan FBK2021-Yayasan Merangat
Yayasan Merangat bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2021 menyelenggarakan kegiatan "Panggung Apresiasi Bagi Komunitas Perempuan Seniman Rudieng Kantu' dan Pewarisan Seni Musik Rudieng bagi Generasi Muda". Kegiatan itu diselenggarakan sepanjang bulan Oktober 2021 di Sekolah Adat Tua' Sangau desa Sungai Uluk, Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapaus Hulu, Kalimantan Barat dengan beberapa aktifitas yaitu sosialisasi kegiatan FBK 2021, workshop rudieng, pelatihan membuat rudieng, kursus singkat memainkan alat musik rudieng, acara konser dan penganugerahan penghargaan bagi komunitas perempuan seniman rudieng serta rekaman musik rudieng.
Musik Rudieng atau di tempat lain disebut Karinding, Genggong, Onggong Jaws Harp, Mouth Harp, adalah salah satu musik yang mendunia. Musik ini konon berasal dari asia dan menyebar ke berbagai belahan dunia lain dibawa oleh kolonial.
Musik Rudieng Kantu' memiliki kekhasan tersendiri. Di masyarakat adat Kantu' musik rudieng dihasilkan oleh alat musik getar yang terbuat dari kulit pohon palm yang disebut Aping. Di daerah lain alat musik ini terbuat dari tembaga atau bahan metal lainnya. Keunikan musik rudieng Kantu' adalah permainannya yang dimainkan dalam kelompok. Musik yang dimainkan sama dengan musik tabuh atau tebah, yaitu tebah pincak, tebah beansing-ansing, tebah belian, tebah tanjak riam, tebah tari dan lain-lain. Dalam konser rudieng yang diselenggarakan dalam rangka panggung apresiasi bagi komunitas perempuan rudieng ditampilkan juga kolaborasi musik rudieng dengan musik lainnya, seperti tabuh (gendang, gong, dll), sape' (seperti gitar, alat musik khas Dayak), dan bahkan musik modern (pop) bersama band kenamaan Kapuas Hulu, King of Borneo.
Meskipun tidak mudah, musik rudieng ternyata bisa berkolaborasi dengan musik lain bahkan genre musik lain, sehingga jika ramu oleh tangan komponis/aranger handal musik rudieng dipastikan bisa berpaduharmonis dengan musik lain. Ini adalah jaminan bahwa musik rudieng bisa bertahan hidup di balantika musik nasional dan dunia. Bethoven adalah salah satu contoh komponis yang telah sukses memasukan unsur musik rudieng dalam salah satu symphoninya.
Saat video ini dibuat (Oktober 2021) , tinggal 6 orang perempuan maestro rudieng di komunitas rudieng perempuan Sungai Uluk, yaitu Hilaria Ipah, Sisilia Reda, Renik, Nanting dan Bernadeta Tridi. Magdalena Teruna baru saja berpulang setahun lalu. Bersama mereka masih ada seorang maestro pembuat rudieng, yaitu Stepanus. Usia mereka antara 65-80 tahun. Namun mereka masih sangat aktif mengajar seni musik rudieng di Sekolah Adat Dayak Kantu' Sungai Uluk.
Bantuan Pemerintah, melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2021, telah membangkitkan gairah masyarakat adat Dayak Kantu' dan Sekolah Adat Tua' Sangau di desa Sungai Uluk serta masyarakat luas terhadap musik rudieng. Kini anak-anak muda di Sekolah Adat Dayak Kantu' Tua' Sangau Sungai Uluk sudah mulai bisa memainkan rudieng. 20 perudieng muda peserta pelatihan musik rudieng dalam program FBK 2021 bahkan sudah mampu ikut konser rudieng pada acara puncak panggung apresiasi tanggal 15-16 Oktober 2021 lalu.
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: