Cerita Kancil mencuri Timun 2025
Автор: Guru Magang
Загружено: 2025-11-07
Просмотров: 643
Kancil dan Mentimun Pak Tani
Di sebuah hutan yang hijau, hiduplah seekor kancil kecil yang cerdik. Semua hewan mengenalnya sebagai Kancil Si Pintar, karena ia selalu punya akal untuk keluar dari masalah.
Suatu hari, Kancil berjalan-jalan di tepi hutan. Ia merasa sangat lapar. Tiba-tiba, dari kejauhan, tercium bau yang segar dan harum.
“Hmm… wangi sekali! Bau mentimun segar!” kata Kancil sambil mengendus-endus.
Ia pun mengikuti aroma itu sampai ke ladang Pak Tani. Di sana tumbuh deretan mentimun hijau, besar, dan segar sekali.
“Wah, ini pasti sangat enak!” pikir Kancil, sambil menelan ludah.
Tapi di depan ladang itu, berdiri pagar bambu yang tinggi.
“Hmm… bagaimana aku bisa masuk, ya?” gumam Kancil.
Setelah berpikir, Kancil melihat sebuah lubang kecil di bawah pagar. Ia pun berjongkok dan berusaha masuk.
“Aduh, sempit sekali!” katanya. Tapi karena ia lapar, ia memaksa diri merayap masuk.
Akhirnya Kancil berhasil masuk ke ladang mentimun! Ia meloncat-loncat kegirangan dan mulai memakan mentimun satu per satu.
“Nyam, nyam! Ini mentimun paling enak di dunia!” katanya bahagia.
Namun, karena terlalu lahap, perutnya jadi besar dan buncit.
Setelah puas, ia hendak pulang lewat lubang tadi. Tapi ketika mencoba keluar—
“Aduh! Tidak bisa! Tubuhku terlalu besar!” seru Kancil panik.
Ia mendorong, menarik, memutar—tetapi tetap tidak bisa keluar. Ia pun akhirnya bersembunyi di balik semak sambil menunggu perutnya kempis lagi.
Keesokan paginya, Pak Tani datang ke ladangnya.
“Lho! Kenapa banyak mentimunku hilang?” katanya heran. Ia melihat jejak kaki kecil di tanah. “Pasti si Kancil nakal yang mencuri!”
Pak Tani pun memasang perangkap di sekitar lubang pagar.
Beberapa jam kemudian, perut Kancil sudah agak kempis, dan ia mencoba keluar lagi. Tapi baru saja ia melangkah—
“Jlep!” kakinya terjerat tali perangkap!
“Wah, ketahuan!” teriak Kancil kaget. Tak lama, Pak Tani datang sambil membawa cangkul.
“Hah! Benar saja, kamu si pencuri mentimunku!” katanya marah.
Kancil ketakutan, tapi ia cepat berpikir.
“Maaf, Pak Tani! Saya tidak sengaja. Mentimunmu begitu wangi, saya jadi lapar. Tapi, saya janji akan menanam bibit mentimun baru untuk menggantinya.”
Pak Tani mengelus dagunya. Ia melihat mata Kancil yang tampak menyesal.
“Baiklah,” kata Pak Tani akhirnya. “Tapi jangan ulangi lagi, ya? Kalau lapar, mintalah izin.”
Kancil pun berjanji. Sejak hari itu, ia sering membantu Pak Tani menjaga ladang dari hama, dan tak pernah mencuri lagi.
Ia belajar bahwa lebih baik meminta izin daripada mengambil tanpa hak.
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: