PENCARI DAUN PISANG TOLONG WANITA PINGSAN DIHUTAN YANG MEMBERINYA KEAJAIBAN BESAR

Pagi itu, kabut tebal masih menyelimuti Hutan Bukit Jati. Embun menetes dari ujung daun pisang yang menjulang tinggi di belakang gubuk kecil milik Wastori, pemuda berusia dua puluh tiga tahun yang hidup sederhana bersama ibunya. Rumah mereka berdinding papan lapuk, beratapkan seng karatan, dan berdiri di pinggir hutan yang jarang dikunjungi orang.

Setiap pagi, Wastori bangun sebelum matahari muncul. Ia mencuci muka dengan air sumur yang dingin, lalu bersiap membawa golok dan karung goni. Pekerjaannya tidak muluk-muluk—mencari daun pisang. Daun-daun itu dijual ke pasar desa untuk pembungkus makanan. Uangnya tidak seberapa, tapi cukup untuk membeli beras dan obat untuk ibunya yang sudah lama sakit.

“Tor, jangan ke dalam hutan terlalu jauh, Nak,” kata ibunya pelan dari tempat tidur bambu.
Suara ibunya serak, seperti orang yang baru sembuh dari batuk panjang.
“Iya, Bu. Saya cuma mau ke tepi bukit aja. Kalau rezeki bagus, bisa dapat daun besar buat jualan besok,” jawab Wastori sambil tersenyum menenangkan.

Senyuman itu hanya untuk menutupi rasa cemasnya sendiri. Ia tahu daun pisang di sekitar gubuk makin sedikit. Untuk mendapat hasil banyak, ia harus masuk lebih dalam ke hutan, tempat yang sering disebut warga sebagai daerah larangan. Konon, di sana banyak makhluk halus dan orang yang masuk tanpa izin sering tidak kembali.

Tapi Wastori tidak punya pilihan.
Obat ibunya hampir habis, dan beras tinggal segenggam. Kalau hari itu ia tidak dapat hasil bagus, mungkin mereka tidak bisa makan malam nanti.

Setelah berpamitan, Wastori berjalan menyusuri jalan tanah merah yang becek karena hujan semalam. Burung-burung mulai berkicau, dan udara pagi terasa lembap. Sesekali ia berhenti untuk menebas daun pisang besar, melipatnya rapi, lalu memasukkannya ke dalam karung. Pekerjaan itu sudah ia lakukan sejak umur lima belas tahun, setelah ayahnya meninggal tertimpa pohon saat menebang kayu.

Hidup memang keras untuk orang seperti Wastori.
Di desa, ia sering diejek pemuda lain yang bekerja di kota. “Cuma pencari daun pisang,” begitu mereka bilang. Tapi Wastori tidak pernah membalas. Ia percaya, asal bekerja jujur, hidup pasti diberkahi.

Semoga cerita ini menghibur , dukung trus channel ini agar trus berkembang dan menyajikan kisah kisah menarik,haru,sedih,bahagia,inspiratif,dan lainnya.

#kisahnyata
#kisahinspiratif
#ceritainspirasikehidupan
#ceritainspirasi
#harimau
#harimaubenggala
#harimaujawa
#harimaumalaya
#harimauputih
#harimausumatera
#harimauselatan
#harimauutara
#ceritainspirasi