Meja Bundar #4 DKJ, “Mendekolonialisasi Museum dan Cagar Budaya”

Halo Teman DKJ

Meja Bundar Edisi #4 hadir dengan tajuk “Mendekolonialisasi Museum dan Cagar Budaya” dengan menghadirkan pembicara; Ajeng Arainikasih, Irmawati Marwoto, Luthfan Nur Rochman, dan Muhammad Rafly Fadilah.

Jejak Kementerian Kebudayaan sendiri sebenarnya tidak lepas dari pengaruh kolonial. Seperti keberadaan Dirjen Kebudayaan yang di masa sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tugasnya adalah menangani museum dan cagar-cagar budaya yang di Nusantara. Sementara, keberadaan sejarah museum dan cagar-cagar budaya di Indonesia sendiri tidak lepas dari warisan benda-benda serta bangunan yang sebelumnya milik Perkumpulan Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia (Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen) yang terbentuk pada abad ke-18.

Dalam konteks keberadaan Perkumpulan Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia, khususnya museum ternama, yakni Museum Nasional yang banyak menampung koleksi-koleksi benda arkeologis hasil temuan para kolonial, kini berada di bawah Kementerian Kebudayaan. Juga ditambah koleksi-koleksi di masa kolonial Belanda yang mengalami repatriasi yang jumlahnya semakin banyak, sebagai koleksi benda sejarah di Indonesia.

Latar belakang ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang sejauh mana dampak repatriasi benda-benda sejarah, dan bagaimana pengelolaan benda-benda arkeologis yang mengandung nilai sejarah saat ini? Bagaimanakah kebijakan permuseuman di Indonesia, yang di saat bersamaan, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon berencana akan membuat banyak museum baru? Bagaimanakah cara mendekolonial benda-benda sejarah dan cagar budaya warisan kolonial ini, sementara benda-benda arkeologis yang mengandung nilai sejarah Nusantara tersebut, tidak lepas dari kontruksi kolonial?

Simak diskusi ini yuk.

#MejaBundarDKJ #JakartaKotaGlobal #DewanKesenianJakarta