KIsah Bu Tari Jadi juru Masak Di ALas Roban

Di sebuah desa di lereng Gunung Lawu, hidup Bu Tari—seorang juru masak handal yang sedang berada di titik terendah hidupnya. Suaminya meninggal, utang koperasi menjerat, rumah warisan terancam disita, dan anak bungsunya, Ratih, hampir dikeluarkan dari sekolah karena tak mampu membayar LKS. Hujan badai malam itu menjadi saksi keputusasaan Bu Tari.

Namun, di tengah gelap dan dingin malam, seorang tamu tak terduga mengetuk pintu: Pak Dirjo, pria tua berbusana Jawa kuno yang tetap kering meski hujan deras. Ia membawa kabar mengejutkan—kerajaan gaib di Alas Roban sedang mengadakan perhelatan besar, dan mereka membutuhkan juru masak manusia. Mereka memilih Bu Tari.

Didorong oleh utang, Ratih, dan secercah harapan, Bu Tari menerima tawaran itu.

Ia dibawa dengan dokar besar yang ditarik kuda hitam bermata merah, menembus kabut pekat dan suara gamelan yang bergema dari dunia lain. Ia tiba di sebuah kerajaan Jawa kuno yang megah dan sakral, dipenuhi makhluk halus berwujud indah namun mengerikan.

Bu Tari bekerja tiga hari tiga malam—atau tujuh hari waktu manusia—di dapur raksasa yang diterangi obor dan aroma kayu cendana. Ia memasak dalam skala luar biasa, mengolah rempah dan Ayam Cemani sambil dikelilingi para pelayan gaib. Satu kesalahan bisa berarti nyawa, satu tegukan minuman gaib bisa mengikatnya selamanya di dunia mereka.

Puncaknya adalah pernikahan agung antara bangsawan hutan dan putri dari kerajaan laut selatan. Ribuan makhluk gaib datang dalam wujud terbaik mereka. Masakan Bu Tari dipuji sebagai masakan dengan “rasa tangan manusia yang tulus”—rasa yang sudah hilang dari dunia mereka.

Setelah pesta usai, Bu Tari diberikan besek bambu sebagai imbalan, dengan pesan: “Jangan dibuka sebelum sampai di kamar sendiri.”

Saat pulang, Bu Tari ditemukan warga di pos ronda setelah hilang tujuh hari dan dianggap meninggal. Di rumahnya sendiri, ia membuka besek itu—awalanya berisi daun jati kering. Namun di bawahnya tersembunyi emas kuno, koin, dan perhiasan mahal yang cukup untuk melunasi semua utang dan membuka warung baru.

Bu Tari kembali memulai hidup. Namun sejak malam itu, setiap Jumat Kliwon ia selalu menyajikan sepiring nasi kuning dan ingkung kecil di sudut dapur.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Hak Cipta : CCompany
Wriiten : Sagara
Voice Over : Kamandanu