3 Tahun Sanggar Bimbingan PERMAI KULIM
Автор: Muhammad Mukhotib
Загружено: 2025-01-11
Просмотров: 40
Wajah anak-anak Indonesia di Malaysia tampak ceria, mengenakan beragam pakaian adat Nusantara yang penuh warna.
Mereka menari, berlenggak-lenggok dengan penuh semangat, mengalunkan lagu-lagu Indonesia di atas panggung sederhana berukuran lima kali dua meter.
Dari lagu Gundul-Gundul Pacul, Soleram, hingga Kampuang Nan Jauh Di Mato dan Sipatokaan, suara mereka mengalir membawa kenangan akan tanah air.
Panggung yang dihiasi lampu-lampu berkilauan dan balon-balon merah-putih menambah suasana semarak, mengingatkan kita akan nuansa kemerdekaan yang tak pernah pudar
Setiap detik penampilan mereka seakan menggambarkan betapa dalamnya ikatan antara budaya Indonesia dan semangat nasionalisme yang terus hidup, meski mereka lahir dan tumbuh di negeri orang, jauh dari tanah air.
“Aku adalah anak kelahiran Malaysia yang selalu bangga mendengarkan kisah kehebatan Indonesia dari ibuku,” ujar salah satu anak pekerja migran Indonesia saat membacakan puisi yang membuat sejumlah WNI meleleh.
Acara tersebut bukan tanpa alasan. Pada malam yang penuh makna itu, Sanggar Bimbingan Permai Kulim di Kedah merayakan usia ketiga mereka berdiri. Permai adalah singkatan dari Pertubuhan Masyarakat Indonesia (Permai) atau organisasi warga Indonesia yang menggerakkan sejumlah sanggar di Penang dan Kulim, Kedah.
Acara budaya sanggar yang telah menjadi asa bagi anak-anak pekerja migran Indonesia ini ikut diramaikan dua dua sanggar Indonesia lainnya yakni Sanggar Bimbingan Permai Penang dan Sanggar Bimbingan AMI Bukit Mertajam.
Malam itu, miniatur Indonesia hadir di Malaysia. Menyelinap di tengah keramaian para ayah dan ibu mereka yang telah bekerja keras mencari nafkah di pabrik, kebun, dan kerja apapun yang bisa dilakukan. Rasa lelah dan peluh mereka oleh pekerjaan sehari-hari seketika sirna.
Berganti tawa, canda, dan air mata yang bangga melihat generasi mudanya yang belum menginjakkan kaki di bumi Indonesia, fasih melantunkan sabda Indonesia Raya dan Tanah Airku.
"Walaupun banyak negeri kujalani. Yang masyhur permai dikata orang.Tetapi kampung dan rumahku. Di sanalah ku rasa senang"
Anak-anak itu memang lahir dan tumbuh di Malaysia, namun identitas mereka tetap melekat dengan Indonesia. Panggung kecil itu seolah menjadi simbol dari harapan dan mimpi mereka tetap terhubung dengan tanah air, meski jarak terpisah.
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: