RANGGAWARSITA SANG PUJANGGA PENUTUP

#unnes
#ranggawarsita
#tokohfilsafat

Selama ini Ranggwarsita lebih dikenal khalayak sebagai peramal ulung. Tetapi, tidak banyak yang serius mempelajarinya dari sisi pujangga dan filsuf. Padahal ajaran kebesaranya didasari oleh dua filsafat besar yakni Islam dan kejawen. Jika filsafat barat lebih condong "ngudi kejeniusan, Ia memilih ngudi kasampurnan". Jika filsafat barat selalu terobsesi menaklukan dunia. Ronggowarsita mencoba ingin menjadi sahabat dunia. Maka ajaran kasusastraannya juga bercorak pemahaman ontologi, epistomologis, dan aksiologis sebagai yang santun sebagai hamba, kepada semesta dan kepada Yang Maha Esa.

Karya-karyanya melalui sanepan seringkali cocok dengan keadaan. Ia disebut sebagai pujangga penutup. Raden Ngabehi Ranggawarsita adalah manusia buah akulturasi dua tradisi besar, tradisi keislaman dan tradisi jawa nusantara

Melalui Kitab "Pustaka Raja" Ranggawarsita pernah membuat seorang ahli vulkanologi, Rogier Verbeek sangat menyesal. Dia adalah saksi mata salah satu bencana vulkanik terbesar di planet bumi, yakni letusan hebat Krakatao pada 26 Agustus 1883. Ia menyesal terlambat mempelajari kitab ranggawarsita. Wong jowo gone pasemon, penuh dengan kias. Melalui Jarwa Dasak dan Dasa Nama. Ia tidak hanya ingin bicara sastra untuk sastra, Bahasa untuk bahasa, tetapi sastra itu bisa jadi banyak kunci dalam memahami banyak ilmu (dunia) sampai hal spriritualis.

Jumlah karya-karya Ranggawarsita tidak kurang dari 50 karangan, antara lain Suluk Jiwa (ketuhanan dan makrifat), Serat Pamoring Kawula-Gusti (dzikir dan kontemplasi), Suluk Sukma Lelana (tasawuf dan budi pekerti), Paramayoga (kekuasaan dan kehendak Allah), Serat Hidayat Jati (Ensilklopedi ilmu makrifat ala para wali). Karya karya tersebut ditulis dalam bentuk sekar macapat (puisi), beliau juga banyak menyusun karya-karya yang berbentuk jarwa (prosa). Ajaran filsafatnya secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis mengalir deras lewat karya-karyanya.

Ranggawarsita meninggal dunia secara misterius tanggal 24 Desember 1873. Anehnya, tanggal kematiannya tersebut sama persis dengan yang tertulis di karya terakhirnya, yaitu Serat Sabdajati yang ia tulis sendiri.

Sutradara/Pemain/narator
Emha Jayabrata.

User:
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. dan Dr. Tommi Yuniawan , M.Hum.
Universitas Negeri Semarang

Footage: Film sang Ulama IPNU IPPNU Pekalongan