Teras Falsafi #5 | Alienasi Manusia Modern

Teras Falsafi #5 | Alienasi Manusia Modern

Manusia modern hidup di tengah kemajuan teknologi, kemewahan materi, dan kemoderenan fisik. Namun, di balik semua itu, banyak yang justru merasa hampa, tercerabut dari akar ketuhanan, kehilangan makna, bahkan terjebak dalam hidup yang serba mekanis, serupa dengan setengah hewan, setengah robot.
Fenomena ini disebut alienasi manusia modern, sebuah keterasingan batin akibat dominasi materialisme. Harvard University bahkan pernah menyebut Indonesia sebagai negara paling sejahtera di dunia. Tetapi… sejahtera menurut siapa? Apakah sejahtera sama dengan bahagia?
Fakta di lapangan menunjukkan, meski bergelimang fasilitas dan kemudahan, manusia modern sering merasa was-was, cemas, dan gelisah. Mereka merindukan suasana sepi, damai, dan jauh dari hiruk-pikuk kota; mencari ketenangan di desa, pantai, gunung, atau pedalaman.
Di sinilah agama dan ajaran ketuhanan hadir sebagai solusi alternatif. Nilai-nilai akhlak seperti zuhud, wara’, istiqamah, qana’ah, tawakal, tawadu’, bukan hanya mengatur hubungan antarmanusia, tapi juga hubungan manusia dengan alam dan Tuhannya. Jika dimaknai dengan cerdas dalam konteks kekinian, nilai-nilai ini mampu mengobati kehampaan jiwa.
Teras Falsafi kali ini bersama Dr. Mohammad Ramdon Dasuki, L.C, M.A., kita akan membedah mengapa alienasi manusia modern terjadi dan bagaimana menemukan kembali jalan pulang menuju kedamaian sejati.