PEKIBAN RITUAL ADAT PERNIKAHAN DAYAK KENYAH
Автор: IBRA CHANNEL
Загружено: 2025-06-17
Просмотров: 87
Pekiban adalah ritual perkawinan adat yang sarat dengan nilai-nilai luhur dan simbolisme mendalam. Kepala Adat Besar Apau Kayan, Ibau Ala menjelaskan, tradisi ini hanya dilakukan oleh keluarga terhormat yang dianggap keturunan Paren atau Raja, menggambarkan keagungan dan kerumitan prosesnya.
Makna dan Simbolisme
Dalam bahasa Kenyah, "Pekiban" berarti perkawinan adat. Proses perkawinan ini tidak hanya sekadar penyatuan dua individu, tetapi juga penyatuan dua keluarga besar dengan segala adat istiadat yang melingkupinya.
Upacara ini menuntut calon mempelai pria untuk menunjukkan kesungguhan hati melalui berbagai barang yang harus disiapkan dan diserahkan, yaitu TAWER PIKUN, SUWA PUK, SAUNG KIRIP, dan KIBA ABAN. Barang-barang ini bukan hanya simbol, tetapi juga penanda keseriusan dan kemampuan calon mempelai pria dalam menghadapi kehidupan bersama calon mempelai wanita.
Proses Upacara
1. Persiapan Barang-Barang Simbolis.
Calon mempelai pria harus menyiapkan TAWER PIKUN, SUWA PUK, SAUNG KIRIP, dan KIBA ABAN. Setiap barang memiliki makna tersendiri, seperti SUWA PUK (parang) yang melambangkan alat untuk membersihkan segala tantangan dan cobaan di masa depan.
2. Penjemputan Calon Mempelai Wanita.
Calon mempelai wanita akan dibawa ke rumah calon mempelai pria. Dalam perjalanan ini, ia dikawal oleh satria adat Pekiban sebagai tanda penghormatan dan perlindungan.
3. Tanda Kesungguhan.
Setibanya di depan kampung calon mempelai pria, calon mempelai wanita tidak akan memasuki kampung tanpa adanya penyerahan SUWA PUK dari pihak pria. Penyerahan ini melambangkan keseriusan dan niat baik mempelai pria.
4. Ritual Masuk Rumah.
Sebelum masuk rumah calon mempelai pria, calon mempelai wanita kembali memerlukan jaminan berupa TAWER PIKUN dan SUWA PUK, serta tambahan SAUNG KIRIP dan KIBA ABAN. Barang-barang ini menunjukkan tingginya nilai yang diberikan pihak pria untuk mempersunting wanita pujaannya.
Visualisasi Tradisi dalam Pernikahan Modern
Prosesi adat Pekiban baru-baru ini divisualisasikan dengan apik dalam pernikahan Ferly Setim, yang merupakan keturunan bangsawan Kenyah Lepo Tau asal Apau Kayan, dan mempelai perempuan yang merupakan Keluarga Besar dari etnis Lundayeh di Pelita Kanaan, Malinau. Pernikahan ini menjadi contoh nyata bagaimana tradisi leluhur dapat dihidupkan kembali dalam konteks modern, menunjukkan kepada generasi muda nilai-nilai budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Kedua keluarga besar akhirnya sepakat untuk melanjutkan prosesi pernikahan. Kesepakatan ini menandakan persatuan dua keluarga besar dan simbol kebersamaan yang akan terus dijaga.
Upacara Pekiban bukan hanya tentang pernikahan, tetapi juga tentang menjaga warisan budaya yang berharga. Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kesungguhan, penghormatan, dan kebersamaan yang harus terus dipertahankan oleh generasi penerus. Melalui Pekiban, suku Kenyah menunjukkan bahwa di balik kemegahan upacara, terdapat filosofi hidup yang dalam dan berharga.
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: