EXPLORING GUNUNGSEWU KEGELKARST

Karst! Suatu istilah internasional yang digunakan untuk menyebut bentuklahan asal proses pelarutan atau proses solusional. Istilah ‘karst’ ini berasal dari kata ‘karra’ dalam bahasa kuno Pre-Indoeropa yang berarti batu. Kesan pertama terhadap lahan karst memanglah identik sebagai lahan gersang berbatu yang miskin potensi sumberdaya lahan dan air. Pandangan ini tidak sepenuhnya tepat karena kawasan karst sebenarnya juga memiliki potensi yang tidak kalah dengan wilayah lain. Hanya saja potensi ini belum banyak diungkap. Akibatnya, karst sering dipersepsikan sebagai kawasan dengan potensi sumberdaya yang rendah. Lahan karst dipandang sebagai lahan marginal karena solum tanahnya tipis dan berbatu. Namun lahan ini tentu masih dapat dimanfaatkan secara optimal asalkan kita memahami karakteristik dan kemampuannya.

Disisi lain, kelaparan masih menjadi isu global yang mengancam jutaan penduduk dunia hingga saat ini. Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, pertanian berkelanjutan diangkat sebagai agenda global dan diharapkan dapat memberikan solusi. Untuk mendukung pengembangan pertanian berkelanjutan sebagai upaya untuk membangun ketahanan pangan, berbagai potensi sumberdaya lahan yang ada perlu diidentifikasi dan dievaluasi potensinya secara optimal. Salah satunya lahan di kawasan Karst Gunungsewu.

Karst Gunungsewu merupakan salah satu karst terbesar di Indonesia. Film dokumenter ini mengangkat hasil analisis potensi sumberdaya lahan di wilayah tersebut dengan berbasis pada kemampuan lahan. Informasi yang disajikan dalam film dokumenter ini memberikan informasi alternatif mengenai potensi sumberdaya lahan Karst Gunungsewu dan rekomendasi pengelolaannya. Selain memberikan referensi pengelolaan wilayah, informasi dalam film dokumenter ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi studi dalam bidang geografi dan pertanian bagi para pemirsanya.