Sejarah Jeneponto Kerajaan Binamu Lengkap || To'do' Appaka || Tomanurung

#asalusulkerajaanbinamu #jeneponto #todoappaka

Sebelumnya mohon maaf karena saya bukan ahli sejarah. Video ini disusun berdasarkan isi buku Ian Caldwell, jd apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam menyusun video ini, mohon dibenarkan di kolom komentar..

Asal Usul Kerajaan Binamu
sumber, tradisi lisan, penjarah kubur, tekstual, kunjungan situs.
(Ian Caldwell & A Wayne Bougas)
Dua Tradisi lisan di kerajaan Binamu.
Kedua tradisi lisan kerajaan binamu memiliki elemen yang sama yaitu . Menyebutkan bahwa kerajaan binamu berasal dari lembah tamanroya.
Tradisi Pertama sebagai berikut.
Pada zaman dahulu kala, seorang wanita cantik turun dari surga ke layu di sungai tamanroya. Ia dikenal sebagai tumanurunga ri Layu atau dia yang turun dari layu. Pada saat kemunculannya, kepala suku dari empat kampung bersatu untuk membentuk kerajaan binamu. keempat kepala suku itu membentuk dewan adat yang disebut tokdok appaka, atau empat tiang, pilar, penjamin, yang mewakili daerah mereka masing masing. Yaitu bangkalalooe, layu, batujala dan lentu. Dewan itu memgadakan pertemuan dan meminta tomanurunga ri layu untuk menjadi penguasa pertama di kerajaan Binamu. Ia pun menyetujui dan menjadi ratu pertama di kerajaan binamu. Dengan segera ia menikahi pria lokal dan melahirkan tiga anak, yaitu punta riulua, punta ritangnga dan punta ribungko. Setelah tumanurunga ri layu lenyap secara misterius, tokdok appaka memutuskan bahwa anak laki laki keduanya, punta ri tangnga atau gelar anumertanya berarti tuan kami yang dikubur di tangnga. Pastilah mengacu kepada karaeng. kerajaan binamu.
Ringkasan terjemahan oleh penulis.
Tradisi Lisan Kedua.
Pada zaman dahulu, 7 tumanurung turun dari surga dan muncul di layu tepatnya sungai tamanroya. ketujuh tumanurung itu adalah saudara kandung yang terdiri dari seorang gadis muda dan keenam kakak laki lakinya. Setelah kemunculan tumanurun itu, tokdok appaka memutuskan bahwa gadis muda ituharus menjadi penguasa kerajaan binamu. mereka mengajukan keputusannya kepada penguasa balang, dan dengan persetujuannya, sang tumanurung diangkat menjadi penguasa kerajaan binamu. pada masa kekuasaannya, ia membangun jembatan bambu yang melintasi sungai jeneponto di sapanang guna memberikan akses untuk menuju ke istananya di bukit sapanang. ia dan karaeng berikutnya memerintah dari sini. ia juga melanjutkan tradisi yang dibangun tokdok appaka dalam mencari nasihat dan persetujuan dari penguasa balang tentang masalah kenegaraan. pada akhirnya, para penguasa binamu turun dari bukit sapanang dan tinggal di seberang sungai di dataran rendah sapanang.

Sumber keterangan para penjarah kubur tentang kerajaan binamu.
haji t, salah satu kepala penjarah kubur di jeneponto pada tahun 1970an, berpendapat bahwa situs terkaya di lembah sungai tamanroya ditemukan disepanjang sungai bobtoramba dan tamanroya. mereka menjarah disepanjang hulu di dataran tinggi hingga pesisir. yang termasuk di dalamnya adalah situs barobbo, baraya, bontoramba, lentu, layu dan boyong. menurut haji t, situs kuburan zaman pra islam yang terkaya di lembah tamanroya terdapat di dataran tinggi yang terletak antara bontoramba dan layu. di bontoramba, yang terletak sekitar 15 km dari pesisir pantai, terdapat kuburan monumental dari oenguasa kerajaan binamu pada abad ke 18. Tepat di sebelah timur kuburan, antara kompleks perkuburan dan sungai, para penjarah menemukan keramik dalam jumlah yang banyak, yang memberi kesan bahwa kuburan itu bersampingan dengan, atau menutup sebagian dari kompleks oerkuburan pra islam. meski begitu, situs terkaya yang diukur berdasarkan kualitas dan kuantitas dari barang barag keramik yang di ekskavasi adalah komplek kompleks perkuburan zaman pra islam yang terdapat di layu dengan luas lebih dari 1 hektar, dan terletak di tepi barat sungai tamanroya.
namun demikian, hasil penjarahan yang dilakukan di kompleks pekuburan di lembah sungai tamanroya kurang penting jika dibandingkan dengan hasil penjarahan yang dilakukan di puncak bukit sapanang. yang terletak persis di sebelah timur kamoung sapanang di sungai jeneponto, atau yang telah di jelaskan pada tradisi lisan kedua. bukit itu dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Karaeng loe, yang berarti tuan besar, sebuah gelar bagi penguasa dari suatu daerah atau kerajaan. Dari ouncak bujit itu, Haji T, mengaku bahwa ia menemukan porselen dan barang pecah belah yang berasal dari zaman dinasti sung selatan tahun 1127 sampai 1279, yuan tahun 1279 sampai 1368 dan ming tahun 1368 sampai 1644.
==========================
Referensi : Ian Caldwell.
Device : Samsung A10
Editing Video : capcut
https://play.google.com/store/apps/de...
Editing Thumbnail : capcut
https://play.google.com/store/apps/de...
Editing Picture : capcut
https://play.google.com/store/apps/de...
Voice : Text To Speech
https://play.google.com/store/apps/de...