Warisan Leluhur Dihidupkan Kembali: Tambak Manurung Raja Simanoroni Diresmikan !
Автор: Teropong Sumatera
Загружено: 2025-06-08
Просмотров: 7086
Ribuan orang dari berbagai daerah, termasuk perantauan, memadati Desa Parsaoran Sibisa untuk menghadiri pesta peresmian pemugaran Tambak Makam Raja Manurung Simanoroni. Acara ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan panjang yang digagas oleh keluarga besar marga Manurung Pomparan Raja Simanorongi sedunia. Selain menjadi bentuk penghormatan terhadap leluhur, pemugaran ini diharapkan dapat mendorong lahirnya kawasan wisata budaya baru edi Kabupaten Toba.
Rangkaian acara dimulai sejak pagi hari, diawali dengan ibadah syukur, dilanjutkan dengan peresmian pemugaran makam, ziarah ke makam leluhur lain, prosesi adat tor-tor, pemberian ulos, dan diakhiri hiburan rakyat hingga malam hari. Hampir 3.000 orang memadati lokasi tambak yang kini telah berdiri megah diberi bentuk Rumah Adat diatas makam dengan struktur yang kokoh, menggantikan bangunan lama yang dulunya sering tergenang air dan kurang terawat.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, baik dari kalangan pemerintah, militer, tokoh adat, hingga pimpinan organisasi marga. Hadir di antaranya Mayjen TNI (Pur,) Timur Manurung, Arya Manurung (Ketua Umum Patambor Indonesia), Rusman Manurung (Ketua Harian Patambor Indonesia), Maringan Manurung, serta pomparan Manurung Raja Hutagurgur dan Manurung Raja Hutagaol. Pemerintah Kabupaten Toba turut hadir melalui perwakilan resmi Bupati Toba dan Camat Ajibata. Hadir pula Thomson Manurung mewakili DPRD Kabupaten Toba. Tak kalah penting, peresmian tambak ini juga dihadiri para raja-raja Batak dari garis keturunan Silahisabungan, yakni Raja Silahisabungan, Raja Tambun, Raja Turi, dan Raja Hutajulu, dan raja tulang pasaribu yang menambah kekhidmatan sekaligus legitimasi adat atas kegiatan ini.
Pemugaran tambak ini lahir dari kegelisahan para keturunan Manurung Raja Simanoroni, khususnya yang tergabung dalam komunitas perantauan. Melalui diskusi intensif sejak awal 2024, para penggagas menyampaikan keprihatinan atas kondisi makam yang tak layak dan sering banjir dikala musim hujan karena posisinya sudah dibawah jalan umum, bahkan sempat dijadikan tempat menjemur pakaian oleh warga sekitar. Rapat-rapat digelar di berbagai kota seperti Jabodetabek, Medan hingga Sibisa. Setelah survei lapangan dan pembentukan tim, peletakan batu pertama dilakukan secara simbolis pada 22 Februari 2025.
Pengerjaan fisik dilakukan selama hampir 3 (tiga) bulan, dengan jeda saat libur Idul Fitri. Anggaran awal sebesar Rp. 325 juta akhirnya bertambah menjadi Rp. 490 juta karena penyesuaian penambahan material antara lain penimbunan / peninggian 60 cm , pemasangan granit pada makam , lantai dan tiang pagar serta meningkatnya jumlah peserta dari perencanaan 1.200 orang menjadi 2.500 orang. Meski demikian, seluruh dana berhasil dikumpulkan melalui gotong royong, dan bahkan mencatatkan surplus.
Sepman Manurung, selaku Ketua Panitia, mengungkapkan bahwa keberhasilan acara ini tak lepas dari semangat kolektif seluruh keluarga besar Manurung. Ia menyebut kegiatan ini sebagai momentum kebangkitan nilai-nilai luhur dalam masyarakat Batak.
“Kami tidak hanya membangun tambak secara fisik, tapi juga membangun kembali semangat persatuan, rasa hormat kepada leluhur, dan tanggung jawab terhadap warisan budaya. Ini bukan proyek sesaat, melainkan gerakan moral agar generasi muda Manurung tahu siapa dirinya dan dari mana asalnya,” ujar Sepman.
Lebih lanjut, ia berharap bahwa tambak ini tak hanya menjadi simbol penghormatan terhadap Manurung Raja Simanoroni, tapi juga menjadi pintu masuk bagi pengembangan wisata budaya yang berbasis sejarah dan adat.
Acara puncak berlangsung meriah dan tertib. Prosesi adat berjalan sesuai rencana, meski sempat ada sedikit keterlambatan pada sesi malam hiburan. Namun secara keseluruhan, para tokoh adat dan perwakilan lembaga menyatakan kekagumannya atas pelaksanaan yang rapi. Bahkan, salah satu perwakilan dari Bius menyebut penyelenggaraan ini lebih baik dibanding kegiatan Patambor sebelumnya.
Uli Tihar Manurung selaku Sekretaris Panitia Pemugaran Tambak Manurung Raja Simanoroni menyampaikan bahwa lebih dari sekadar pembangunan fisik, pemugaran ini menjadi simbol persatuan. Panitia berharap tambak yang telah direnovasi ini dapat dijadikan sebagai situs wisata budaya atau bahkan kawasan cagar budaya oleh pemerintah daerah. Mereka meminta agar Pemkab Toba, Kecamatan Ajibata, dan Desa Parsaoran Sibisa dapat mulai menata fasilitas pendukung seperti MCK, akses jalan, dan tata ruang bagi kegiatan ekonomi masyarakat.
Di tengah arus modernisasi, keberhasilan pemugaran Tambak Makam Manurung Raja Simanoroni menjadi pengingat kuat bahwa warisan leluhur tetap relevan dan bisa menjadi potensi masa depan—khususnya dalam mendorong pariwisata budaya dan ekonomi lokal di kawasan Danau Toba.
#batak #budayasumatera #budayabatak #berita #toba #danautoba
Доступные форматы для скачивания:
Скачать видео mp4
-
Информация по загрузке: